Sunday, October 30, 2016

IMANNYA ORANG YAHUDI


فَكَانَ إِيمَانُ الْيَهُودِ أَنَّهُ مَنْ تَمَسَّكَ بِالتَّوْرَاةِ وَسُنَّةِ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ حَتّٰى جَاءَ عِيْسٰى فَلَمَّا جَاءَ كَانَ مَنْ تَمَسَّكَ بِالتَّوْرَاةِ وَأَخَذَ بِسُنَّةِ مُوسَى فَلَمْ يَدَعْهَا وَلَمْ يَتْبَعْ عِيْسَى كَانَ هَالِكًا.

Iman orang-orang Yahudi itu ialah barang siapa yang berpegang kepada kitab Taurat dan sunnah Nabi Musa a.s., maka imannya diterima hingga Nabi Isa a.s. datang. Apabila Nabi Isa telah datang, sedangkan orang yang tadinya berpegang kepada kitab Taurat dan sunnah Nabi Musa a.s. tidak meninggalkannya dan tidak mau mengikut kepada syariat Nabi Isa, maka ia termasuk orang yang binasa.

PUSTAKA: 
Tafsir Ibu Katsir surat Al-Baqoroh ayat 62

IMANNYA ORANG NASRANI


وَإِيْمَانُ النَّصَارٰى أَنَّ مَنْ تَمَسَّكَ بِالْإِنْجِيلِ مِنْهُمْ وَشَرَائِعِ عِيسٰى كَانَ مُؤْمِنًا مَقْبُولًا مِنْهُ حَتّٰى جَاءَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَنْ لَمْ يَتْبَعْ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ وَيَدَعْ مَا كَانَ عَلَيْهِ مِنْ سُنَّةِ عِيْسٰى وَالْإِنْجِيْلِ كَانَ هَالِكًا.
Iman orang-orang Nasrani ialah barang siapa yang berpegang kepada kitab Injil dari kalangan mereka dan syariat-syariat Nabi Isa, maka dia termasuk orang yang mukmin lagi diterima imannya hingga Nabi Muhammad Saw. datang. Barang siapa dari kalangan mereka yang tidak mau mengikut kepada Nabi Muhammad Saw. dan tidak mau meninggalkan sunnah Nabi Isa serta ajaran Injilnya sesudah Nabi Muhammad Saw. datang, maka dia termasuk orang yang binasa. 

PUSTAKA: 
Tafsir Ibu Katsir surat Al-Baqoroh ayat 62

Thursday, October 13, 2016

TERJEMAH KASYIFATUS SAJA Bag.29

وَثَالِثُهَا عِوَضٌ وشُرِطَ فِيْهِ كَوْنُهُ دَيْنًا أَوْ مَنْفَعَةً مُؤَجَّلًا بِنَجْمَيْنِ فَأَكْثَرَ وَلَا يَجُوْزُ أَقَلُّ مِنْ نَجْمَيْنِ وَلَا بُدَّ مِنْ بَيَانِ قَدْرِ الْعِوَضِ وَصِفَاتِهِ وَعَدَدِ النُّجُوْمِ وَقِسْطِ كُلِّ نَجْمٍ.
Dan rukun yang ketiga adalah ganti-rugi, dan disyaratkan dalam ganti-rugi keadaannya berupa hutang atau manfaat yang dibuat bertempo dengan dua kali angsuran atau lebih, dan tidak boleh kurang dari dua angsuran, dan tidak boleh tidak (harus) mesti menjelaskan ukuran ganti-rugi dan sifat-sifatnya, jumlah angsuran dan nominal cicila di setiap angsuran.

 وَرَابِعُهَا سَيِّدٌ وَشُرِطَ فِيْهِ كَوْنُهُ مُخْتَارًا أَهْلَ تَبَرُّعٍ وَوَلَاءٍ. فَلَا تَصِحُّ مِنْ مُكْرَهٍ وَمُكَاتَبٍ وَإِنْ أَذِنَ لَهُ سَيِّدُهُ. وَلَا مِنْ صَبِيٍّ وَمَجْنُوْنٍ وَمَحْجُوْرِ سَفَهٍ وَأَوْلِيَائِهِمْ لَا مِنْ مَحْجُوْرِ فَلَسٍ وَلَا مِنْ مُرتَدٍّ لِأَنَّ مِلْكَهُ مَوْقُوْفٌ.
Dan rukun yang keempat adalah tuan [pemilik budak], disyaratkan pada si tuan keadaannya sebagai orang yang sukarela [tidak terpaksa], berkelayakan dalam berderma dan berhak melakukan pemerdekaan budak. Maka tidak sah akad kitabah dari orang yang dipaksa dan dari seorang budak mukatab, meskipun tuannya telah memberi izin kepadanya. Dan tidak sah [akad kitabah] dari anak kecil, orang gila, mahjur [orang yang dilarang menggunakan hartanya] karena bodoh dan para wali mereka, bukan mahjur karena bangkrut. Dan tidak sah [akad kitabah] dariorang murtad, karena sesungguhnya harta milik orang murtad itu menjadi barang sitaan.

وَيَجُوزُ صَرْفُ الزَّكَاةِ إِلَيْهِمْ قَبْلَ حُلُوْلِ النُّجُوْمِ عَلَى الْأَصَحِّ. وَلَا يَجُوْزُ صَرْفُ ذٰلِكَ إِلٰى سَيِّدِهِمْ إِلَّا بِإِذْنِ الْمُكَاتَبِيْنَ.لٰكِنْ إِنْ دُفِعَ إِلَى السَّيِّدِ سَقَطَ عَنِ الْمُكَاتَبِ بِقَدْرِ الْمَصْرُوفِ إِلَى السَّيِّدِ، لِأَنَّ مَنْ أَدّٰى دَيْنَ غَيْرِهِ بِغَيْرِ إِذْنِهِ بَرِئَتْ ذِمَّتُهُ.
Dan boleh menyeahkan zakat kepada para budak mukatab sebelum jatuh tempo angsuran menurut pendapat yang paling shohih. Namun tidak boleh menyerahkan zakat itu kepada tuan mereka, kecuali dengan izin dari para budak mukatab tersebut. Aka tetapi, jika zakat itu telah diserahkan kepada si tuan, maka gugur [senilai cicilan] dari budak mukatab itu dengan seukuran bagian zakat yang telah diserahkan kepada si tuan, karena sesungguhnya siapa saja yang telah menunaikan hutang orang lain dengan tanpa izin dari orang lain itu, maka telah lepas tanggung jawab orang lain itu.

أَمَّا الْمُكَاتَبُ كِتَابًا فَاسِدَةً وَهُوَ مَنِ لَّمْ يَسْتَوْفِ تِلْكَ الْأَرْكَانَ وَالشُّرُوْطَ فَلَا يُعْطٰى شَيْئًا مِنَ الزَّكَاةِ.
Adapun budak mukatab dengan akad kitabah yang rusak, yaitu budak yang tidak dapat memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat akad itu, maka ia tidak dapat diberikan sesuatupun dari bagian zakat.

فَيُعْطَوْنَ مَا يُعِيْنُهُمْ عَلَى الْعِتْقِ إِنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُمْ مَا يَفِيْ بِنُجُوْمِهِمْ وَلَوْ بِغَيْرِ إِذْنِ سَيِّدِهِمْ.
Maka para budak mukatab itu diberikan bagian [zakat] yang dapat membantu mereka untuk memerdekakan diri, jika tidak terdapat bersama mereka sesuatu yang dapat melunasi cicilan mereka, walaupun tanpa seizin tuan mereka.

وَالسَّادِسُ الْغَارِمُ وَهُوَ ثَلَاثَةٌ. مَنْ تَدَايَنَ لِنَفْسِهِ فِيْ أَمْرٍ مُبَاحٍ طَاعَةً كَانَ أَوْ لَا وَإِنْ صَرَفَ فِي مَعْصِيَةٍ أَوْ فِي غَيْرِ مُبَاحٍ كَخَمْرٍ وَتَابَ وَظُنَّ صِدْقُهُ فِي تَوْبَتِهِ أَوْ صَرَّفَهُ فِي مُبَاحٍ. فَيُعْطٰى مَعَ الْحَاجَةِ بِأَنْ يَحُلَّ الدَّيْنُ وَلَا يَقْدِرُ عَلٰى وَفَائِهِ.
Dan yang keenam adalah orang yang berhutang, dan orang tersebut ada tiga macam.

Orang yang berhutang untuk dirinya dalam urusan yang diperbolehkan, baik berupa ketaatan ataupun bukan, meskipun ia membelanjakannya di jalan kemaksiatan, atau [berhutang] untuk perkara yang tidak diperbolehkan, seperti [membeli] arak, namun ia telah bertaubat dan diyakini kebenarannya dalam taubatnya itu, atau ia membelanjakannya pada perkara yang diperbolehkan. Maka ia diberi [zakat] menyertai kebutuhannya, dengan sekiranya tiba jatuh tempo [pembayaran] hutang, dan ia tidak mampu untuk membayarnya.


أَوْ تَدَايَنَ لِإِصْلَاحِ ذَاتِ الْحَالِ بَيْنَ الْقَوْمِ بِأَنْ خَافَ فِتْنَةً بَيْنَ قَبِيْلَتَيْنِ تَنَازَعَتَا بِسَبَبِ قَتِيْلٍ وَلَوْ غَيْرَ آدَمِيٍّ بَلْ وَلَوْ كَلْبًا. فَتَحَمَّلَ دَيْنًا تَسْكِيْنًا لِلْفِتْنَةِ فَيُعْطٰى وَلَوْ غَنِيًّا.

Atau orang yang berhutang untuk mendamaikan suatu kondisi diantara kaum, seperti dikhawatirkan terjadi fitnah [gejolak] diantara dua suku yang saling berseteru, dengan sebab sesuatu yang terbunuh, walaupun bukan manusia, bahkan walaupun berupa anjing. Lalu ia menanggung hutang guna menenangkan terhadap gejolak itu, maka ia berhak diberikan zakat, walaupun ia orang yang kaya.


أَوْ تَدَايَنَ لِضَمَانٍ فَيُعْطٰى إِنْ أَعْسَرَ مَعَ الْأَصِيْلِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مُتَبَرِّعًا بِالضَّمَانِ. أَوْ أَعْسَرَهُ وَحْدَهُ وَكَانَ مُتَبَرِّعًا بِالضَّمَانِ بِخِلَافِ مَا إِذَا ضَمِنَ بِالْإِذْنِ.

Atau orang yang berhutang karena penjaminan, maka ia diberikan zakat, jika ia sengsara beserta orang tuanya, meskipun dirinya tidak sebagai penderma dengan penjjaminan tadi. Atau ia sengsara sendirian, dan keadaannya sebagai orang yang berderma dengan penjaminan itu. Berbeda dengan perkara, apabila ia melakukan penjaminan dengan izin.

Monday, October 3, 2016

Muqoddimah Tafsir Maroh Labid

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
  
اَلْحَمدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ تَوَاضَعَ كُلُّ شَيْءٍ لِعَظَمَتِهِ، وَذَلَّ كُلُّ شَيْءٍ لِعِزَّتِهِ، وَاسْتَسْلَمَ كُلُّ شَيْءٍ لِقُدرَتِهِ، وَخَضَعَ كُلُّ شَيْءٍ لِمُلْكِهِ. فَسُبْحَانَ اللهِ شَارَعَ الْأَحْكَامَ الْمُمَيِّزَ بَيْنَ الْحَلَالِ وَالْحَرَامِ. أَحْمَدُهُ عَلٰى مَا فَتَحَ مِنْ غَوَامِضِ الْعُلُوْمِ بِإِخْرَاجِ الْأَفْهَامِ.

Segala puji bagi Alloh yang segala sesuatu merendahkan diri di hadapan kebesaran-Nya, merasa hina di hadapan keagungan-Nya, berserah diri kepada kekuasan-Nya, serta tunduk patuh di dalam kerajaan-Nya. Maka, Maha Suci Alloh yang telah mensyariatkan hukum-hukum yang membedakan antara yang halal dan yang haram. Ku panjatkan segala puji kepada-Nya atas segala ilmu samar yang telah dibukakan-Nya dengan mengeluarkan segala kepahaman [sehingga menjadi mudah dipahami].

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ أَزَالَ بَيَانَهُ كُلَّ إِبْهَامٍ، وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُولِي الْمَنَاقِبِ وَالْأَحْلَامِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مَا دَامَتِ الْأَيَّامِ.
Semoga sholawat (rahmat) dan salam (kesejahteraan) terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang keterangannya dapat melenyapkan segala kesamaran, dan semoga pula terlimpahkan kepada keluarga dan para sahabatnya yang mempunyai perjalanan hidup yang terpuji dan kemurahan hati, dengan sholawat dan salam yang abadi sepanjang hari.

﴿أَمَّا بَعْدُ فَيَقُولُ أَحْقَرُ الْوَرٰى مُحَمَّدٌ نَوَوِيٌّ قَدْ أَمَرَنِيْ بَعْضُ الْأَعِزَّةِ عِنْدِيْ أَنْ أَكْتُبَ تَفْسِيْرًا لِلْقُرْآنِ الْمَجِيْدِ فَتَرَدَّدْتُ فِيْ ذٰلِكَ زَمَانً طَوِيْلًا خَوْفًا مِنَ الدُّخُوْلِ فِيْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

Adapun setelah itu﴿Manusia yang paling rendah, Syekh Muhammad Nawawi, mengatakan bahwa sebagian ulama yang kuhormati telah menganjurkan kepadaku agar aku menulis sebuah tafsir [yang menerangkan makna-makna] Al-Qur'an yang mulia. Pada mulanya aku ragu untuk melakukannya. Hal ini berlangsung cukup lama karena kekhawatiranku akan ancaman yang terkandung dalam sabda Nabi Saw [yang mengatakan]:

"مَنْ قَالَ فِي الْقُرآنِ بِرَأْيِهِ فَأَصَابَ فَقَدْ أَخْطَأَ". وَفِيْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"Barang siapa yang membicarakan Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri, kendati ia benar, namun sesungguhnya dia telah keliru". Dan [disebutkan] dalam sabda Nabi Saw lainnya:

"مَنْ قَالَ فِي الْقُرآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ".
"Barang siapa yang membicarakan Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri, hendaklah ia bersiap-siap untuk menempati kedudukannya di dalam neraka".

فَأَجَبْتُهُمْ إِلٰى ذٰلِكَ لِلْاِقْتِدَاءِ بِالسَّلَفِ فِيْ تَدْوِيْنِ الْعِلْمِ إِبْقَاءً عَلَى الْخَلْقِ وَلَيْسَ عَلٰى فِعْلِيْ مَزِيْدٌ وَلٰكِنْ لِكُلِّ زَمَانٍ تَجْدِيْدٌ. وَلِيَكُوْنَ ذٰلِكَ عَوْنًا لِيْ وَلِلْقَاصِرِيْنَ مِثْلِيْ وَأَخَذْتُهُ مِنَ الْفُتُوْحَاتِ الِإِلٰهِيَّةِ وَمِنْ مَفَاتِيْحِ الْغَيْبِ وَمِنَ السِّرَاجِ الْمُنِيْرِ وَمِنْ تَنْوِيْرِ الْمِقْبَاسِ وَمِنْ تَفْسِيْرِ أَبِي السُّعُوْدِ.
Pada akhirnya kupenuhi anjuran itu karena mengikuti jejak ulama Salaf yang selalu membukakan ilmu agar dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya. Selain itu, yang kulakukan tidak menambah sesuatu pun. Akan tetapi, setiap zaman menuntut adanya pembaharuan dan agar usahaku ini dapat membantuku untuk mengingat-ingat kembali yang telah kupelajari,  dan dapat membantu orang-orang yang lalai seperti diriku ini. Dan yang menjadi rujukanku dalam menulis kitab tafsir ini adalah: Tafsir Al-Futuhatul Ilahiyyah (syarah Tafsir Jalalain), Tafsir Mafatihul Gaib, As-Sirojul Munir, Tanwirul Miqbas (tafsir Ibnu 'Abbas) danTafsir Abu Su'ud.

وَسَمَّيْتُهُ مَعَ الْمُوَافَقَةِ لِتَارِخِيْهِ "مَرَاحٌ لَبِيْدٌ لِكَشْفِ مَعْنٰى قُرْآنٍ مَجِيْدٍ". وَعَلَى الْكَرِيْمِ الْفَتَّاحِ اِعْتِمَادِيْ، وَإِلَيْهِ تَفْوِيْضِيْ وَاسْتِنَادِيْ. وَالْآنَ أَشْرَعُ بِحُسْنِ تَوْفِيْقِهِ وَهُوَ الْمُعِيْنُ لِكُلِّ مَنْ لَجَأَ بِهِ.
Tafsir ini sesuai dengan latar belakang penulisannya, aku beri nama dengan "Maroh Labiid (Terminal Burung, atau dengan kata lain: tempat peristiharatan yang nyaman bagi orang-orang yang datang dan pergi) Likasyfi Ma'na Qur'aanim Majiid (untuk menyingkap makna Al-Qur'an yang mulia)". Hanya kepada Tuhan Yang Maha Mulia lagi Maha Memutuskan aku berpegang teguh, hanya kepada-Nya pula aku berserah diri dan bersandar. Dan sekarang kumulai pembahasan tafsir berkat kebaikan taufik-Nya. Dia-lah yang selalu membantu dan menolong setiap orang yang berlindung kepada-Nya.

==========
Sumber:  
Tafsir Al-Munir / Maroh Labid karya Syeh Nawawi Banten
==========

Sunday, October 2, 2016

MENUJU JALAN TERANG

إِنَّ الطَّرِيْقَ شَرِيْعَةٌ وَطَرِيْقَةٌ ✤ وَحَقِيْقَةٌ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلَا
Sesungguhnya jalan terang itu, terdiri dari: Syareat, Tarekat dan Hakekat. Dengarlah perumpamaan berikut ini!

فَشَرِيْعَةٌ كَسَفِيْنَةٍ وَطَرِيْقَةٌ ✤ كَالْبَحْرِ ثُمَّ حَقِيْقَةٌ دُرٌّ غَلَا

Syareat itu ibarat perahu, Tarekat itu ibarat samudera dan Hakekat itu ibarat mutiara yang tak ternilai harganya.

فَشَرِيْعَةٌ أَخْذٌ بِدِيْنِ الْخَالِقِ ✤ وَقِيَامُهُ بِالْأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلَا
Syareat adalah: berpegang pada agama Alloh Sang Pencipta, melakukan perintah dan menjahui larangannya.

وَطَرِيْقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالْوَرَعِ ✤ وَعَزِيْمَةٌ كَرِيَاضَةِ مُتَبَتِّلَا
Tarekat adalah: berpegang pada kehati-hatian, seperti berperilaku wira'i, dan juga menahan keadaan yang berat, seperti terus-menerus mengekang nafsu kesenangan.

وَحَقِيْقَةٌ لَوُصُوْلُهُ لِلْمَقْصِدِ ✤ وَمُشَاهِدٌ نُورَ التَّجَلِّيْ بِانْجَلَا
Hakekat adalah: sampainya seorang saalik pada maksud tujuan (ma'rifat kepada Alloh), seraya menyaksikan kilatan cahaya ilahiyah.

مَنْ رَامَ دُرًّا لِلسَّفِيْنَةِ يَرْكَبُ ✤ وَيَغُوْضُ بَحْرًا ثُمَّ دُرًّا حَصَلَا
Barang siapa ingin mendapatkan mutiara, hendaknya naik perahu, menyelam ke dasar samudera dan kemudian mengambilnya.

وَكَذَا الطَّرِيْقَةُ وَالْحَقِيْقَةُ يَا أَخِيْ ✤ مِنْ غَيْرِ فِعْلِ شَرِيْعةٍ لَنْ تُحْصَلَا.
Wahai saudaraku!!! Tarekat dan Hakekat itu tidak akan bisa engkau raih kecuali dengan menjalani Syareat.

فَعَلَيْه تَزْيِيْنٌ لِظَاهِرِهِ الْجَلِيِّ ✤ بِشَرِيْعَةٍ لِيُنَوِّرَ قَلْبَ مُجْتَلَا
Hendaknya seorang saalik menghiasi lahiriahnya dengan Syareat supaya kalbunya bercahaya.

وَتَزُوْلَ عَنْهُ ظُلْمَةٌ كَيْ يَمْكَنَا ✤ لِطَرِيْقَةٍ فِيْ قَلْبِهِ أَنْ تَنْزُلَا
Kegelapan pun sirna dann Tarekat pun bersemayam dalam hati.

وَلِكُلِّ وَاحِدِهِمْ طَرِيْقٌ مِنْ طُرُقٍ ✤ يَخْتَارُهُ فَيَكُوْنُ مِنْ ذَا وَاصِلَا
Mereka kaum sufi, masing-masing punya Tarekat yang dipilih untuk mngantarkannya menuju jalan terang.

كَجُلُوْسِهِ بَيْنَ الْأَنَامِ مُرَبِّيًا ✤ وَكَكَثْرَةِ الْأَوْرَادِ كَالصَّوْمِ الصَّلَا
Ada yang duduk mengajar dan membimbing umat manusia, dan adapula yang memperbanyak wirid-wirid seperti puasa dan sholat.

وَكَخِدْمَةٍ لِلنَّاسِ وَالْحَملِ الْحَطَبْ ✤ لِتَصَدَّقَ بِمُحَصِّلٍ مُتَمَوَّلَا
Sebagian lagi berkhidmah melayani kepentingan masyarakat, bahkan diantara mereka ada yang mencari kayu bakar dan menjualnya untuk disedekahkan kepada sesama

==========
Sumber: Kitab Hidayatul Adzkiya' ilaa Thoriqotil Auliya', penerbit Maktabah Al-Hidayah,  halaman 8-13.

KISAH BARSESO SI 'ABID YANG SU'UL KHOTIMAH

وَلْنَخْتِمْ مَجْلِسَنَا هٰذَا بِقِصَّةِ بَرْصِيْصَا الْعَابِدِ فَفِيْهَا أَعْظَمُ عِبْرَةٍ.
Dan marilah kita tutup majelis kita ini [majelis keempat] dengan kisah Barseso sang ahli ibadah, karena di dalam kisahnya terdapat pelajaran yang sangat penting.
  
﴿حُكِيَ أَنَّهُ كَانَ لَهُ سِتُّوْنَ أَلْفًا مِنَ التَّلَامِذَةِ وَكَانُوْا يَمْشُوْنَ فِى الْهَوَاءِ بِبَرَكَتِهِ فَمَاتَ كَافِرًا نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذٰلِكَ.

Diceritakan﴿ bahwa Barseso memiliki enam puluh ribu [60.000] murid yang dapat berjalan di udara [bisa terbang] dengan sebab keberkahannya. Lalu ia mati dalam keadaan kafir, kita berlindung kepada Alloh dari hal itu.

وَكَانَ يَعْبُدُ اللهَ تَعَالٰى حَتّٰى تَعَجَّبَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ عِبَادَتِهِ.
Pada mulanya Barseso beribadah kepada Alloh Ta'ala, hingga membuat kagum para malaikat terhadap ibadahnya.

فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى لَهُمْ لِمَاذَا تَعْجَبُوْنَ مِنْهُ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ  فِيْ عِلْمِيْ أَنَّهُ يَكْفُرُ وَيَدْخُلُ النَّارَ أَبَدَ الْآبِدِيْنَ.
Lalu Alloh Ta'ala berfirman kepada para malaikat: "Karena apakah kalian kagum terhadapnya? Sesungguhnya Aku lebih mengetahui terhadap apa yang kalian tidak ketahui di dalam ilmu-Ku, bahwa ia [Barseso] akan kafir dan masuk neraka selama-lamanya."

فَسَمِعَ ذٰلِكَ إِبْلِيْسُ وَعَلِمَ أَنَّ هَلَاكَهُ عَلٰى يَدِهِ. فَجَاءَ إِلٰى صَوْمَعَتِهِ عَلٰى شِبْهِ عَابِدٍ قَدْ لَبِسَ الْمَسْحَ فَنَادَاهُ.
Lalu iblis mendengar hal itu dan ia mengetahui bahwa kehancuran Barseso ada di tangannya. Maka datanglah iblis ke tempat peribadatan Barseso dengan menyerupai seorang ahli ibadah yang mengenakan kain mori kasar, lalu iblis memanggil Barseso.

فَقَالَ لَهُ بَرْصِيْصَا مَنْ أَنْتَ وَمَا تُرِيْدُ؟ فَقَالَ أَنَا عَابِدٌ أَكُوْنُ عَوْنًا لَكَ عَلٰى عِبَادَةِ اللهِ تَعَالٰى.
Lalu Barseso berkata kepada iblis: "Siapakah Anda, dan apa yang Anda inginkan?" Lalu iblis berkata: "Aku adalah orang yang ahli ibadah, aku akan menjadi penolong bagi Anda untuk beribadah kepada Alloh Ta'ala."

فَقَالَ لَهُ بَرْصِيْصَا مَنْ أَرَادَ عِبَادَةَ اللهِ تَعَالٰى فَإِنَّ اللهَ يَكْفِيْهِ صَاحِبًا. فَقَامَ إِبْلِيْسُ لَعًنَهُ اللهُ يَعْبُدُ اللهَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ لَمْ يَنَمْ وَلَمْ يَأْكُلْ وَلَمْ يَشْرَبْ.
Lalu Barseso berkata kepada iblis: "Siapa saja yang hendak beribadah kepada Alloh Ta'ala, maka sesungguhnya Alloh akan mencukupkan teman kepadanya." Lalu iblis, semoga Alloh melaknatnya, berdiri melakukan ibadah kepada Alloh Ta'ala selama tiga hari. Ia tidak tidur, tidak akan dan tidak minum.

فَقَالَ بَرْصِيْصَا أَنَا أَفْطُرُ وَأَنَامُ وَآكُلُ وَأَشْرَبُ وَأَنْتَ لَا تَأْكُلُ. وَإِنِّيْ عَبَدْتُ اللهَ تَعَالٰى مِائَتَيْنِ وَعِشْرِيْنَ سَنَةً وَلَا أَقْدِرُ عَلٰى تَرْكِ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ، فَمَا حِيْلَتِيْ حَتّٰى أَصِيْرَ مِثْلَكَ؟
Lalu Barseeso berkata: "Aku berbuka puasa, dan aku tidur, makan dan minum, sedangkan Anda tidak makan. Dan sesungguhnya aku telah beribadah kepada Alloh Ta'ala selama dua ratus dua puluh [220] tahun, namun aku tidak sanggup untuk meninggalkan makan dan minum, lalu bagaimanakah siasatku agar bisa menjadi seperti Anda?"
قَالَ إِذْهَبْ فَاعْصِ اللهَ تَعَالٰى ثُمَّ تُبْ فَإِنَّهُ رَحِيْمٌ حَتّٰى تَجِدَ حَلَاوَةَ الطَّاعَةِ. قَالَ كَيْفَ أَعْصِيْهِ بَعْدَ أَنْ عَبَدْتُهُ كَذَا وَكَذَا سَنَةً؟
Iblis berkata: "Pergilah, lalu bermaksiatlah kepada alloh Ta'ala, kemudian bertaubatlah, karena sesungguhnya Alloh Maha Penyayang, hingga engkau dapat merasakan manisnya keta'atan." Barseso berkata: "Bagaimana aku bermaksiat kepada-Nya setelah aku beribadah kepada-Nya sekian dan sekian tahun [selama 220 tahun]?"

فَقَالَ إِبْلِيْسُ الْإِنْسَانُ إِذَا أَذْنَبَ يَحْتَاجُ إِلَى الْمَعْذِرَةِ وَالْمَغْفِرَةِ. فَقَالَ أَيُّ ذَنْبٍ تَشِيْرُ عَلَيَّ؟ قَالَ الزِّنَا. قَالَ لَا أَفْعُلُ. قَالَ تَقْتُلُ مُؤْمِنًا. قَالَ لَا أَفْعُلُ. قَالَ تَشْرَبُ مُسْكِرًا فَإِنَّهُ أَهْوَنُ وَخَصَمَكُمُ اللهُ وَحْدَهُ.
Lalu iblis berkata: "Seorang manusia apabila ia telah berdosa,maka ia membutuhkan kepada pemaafan dan pengampunan." Lalu Barseso berkata: "Dosa manakah yang engkau sarankan kepadaku?" Iblis berkata: "Berzina!" Barseso berkata: "Aku tidak akan melakukan." Iblis berkata: "Anda bunuh seorang mukmin." Barseso berkata: "Aku tidak akan melakukan." Iblis berkata: "Anda meminum minuman yang memabukkan, karena sesungguhnya hal itu lebih ringan dan hanya Alloh sendiri yang memusuhi Anda."

قَالَ أَيْنَ أَجِدُهُ؟ قَالَ إِذْحَبْ إِلٰى قَرْيَةِ كَذَا. فَذَهَبَ فَرَأٰى اِمْرَأَةً جَمِيْلَةً فَاشْتَرٰى مِنْهَا الْخَمْرَ فَشَرِبَ وَسَكَرَ وَزَنٰى بِهَا فَدَخَلَ عَلَيْهِ زَوْجُهَا فَقَتَلَهُ.
Barseso berkata: "Dimana aku bisa menemukan minuman yang memabukkan itu?" Iblis berkata: "Pergilah ke desa anu!" Lalu pergilah Barseso, lalu ia melihat seorang wanita cantik, lalu ia membeli arak dari wanita itu, lalu ia minum dan mabuk, dan ia berzina dengan wanita itu, lalu masuklah atasnya suami wanita tadi, lalu ia membunuh suami wanita itu.

ثُمَّ إِنَّ إِبْلِيْسَ تَمَثَّلَ فِي صُوْرَةِ إِنْسَانٍ وَسَعٰى بِهِ إِلَى السُّلْطَانِ. فَأَخَذَهُ وَجَلَّدَهُ لِلْخَمْرِ ثَمَانِيْنَ جَلْدَةً وَلِلزِّنَا مِائَةَ جَلْدَةٍ وَأَمَرَ بِصَلْبِهِ لِأَجْلِ الدَّمِ.
Kemudian sesungguhnya iblis berubah rupa dalam bentuk seorang manusia, dan ia berjalan dengan membawa [berita tentang] Barseso kepada Sultan. Lalu Sultan menangkap Barseso  dan menghukum cambuk Barseso karena minum arak dengan delapan puluh [80] cambukan, dan karena berzina dengan seratus [100] cambukan, dan [sultan] memerintahkan untuk menyalib Barseso lantaran dam [hukuman pembunuhan].

فَلَمَّا صُلِبَ جَاءَ إِلَيْهِ إِبْلِيْسُ فِي تِلْكَ الصُّوْرَةِ فَقَالَ كَيْفَ تَرٰى حَالَكَ؟ قَالَ مَنْ أَطَاعَ قَرِيْنَ السُّوْءِ فَحَالُهُ كَذَا.
Lalu tatkala Barseso telah disalib, maka datanglah iblis kepadanya dalam bentuk manusia itu, lalu iblis berkata: "Bagaimanakah engkau melihat kondisimu?" Barseso berkata: "Siapa saja yang mematuhi teman yang buruk, maka kondisinya seperti ini."

فَقَالَ إِبْلِيْسُ كُنْتُ فِي عِبَادَتِكَ مِائَتَيْنِ وَعِشْرِيْنَ سَنَةً حَتّٰى صَلَبْتُكَ فَلَوْ أَرَدْتَ أَنْزَلْتُكَ. قَالَ أُرِيْدُ وَأُعْطِيْكَ مَا تُرِيْدُ.
Lalu iblis berkata: "Dirimu telah berada dalam ibadah selama dua ratus dua puluh [220] tahun hingga aku menyalibmu. Seandainya engkau mau, maka aku akan menurunkanmu." Barseso berkata: "Aku mau, dan akau akan mematuhi apa yang engkau inginkan."

قَالَ اسْجُدْ لِيْ سَجْدَةً. قَالَ كَيْفَ أَسْجُدُ عَلَى الْخَشَبِ؟ قَالَ بِالْإِيْمَاءِ. فَأَوْمَأَ بِرَأْسِهِ سَا جِدًا فَكَفَرَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذٰلِكَ.
Iblis berkata: "Sujudlah kepadaku dengan satu kali sujud!" Barseso berkata: "Bagaimana aku sujud di atas kayu [dalam keadaan tersalib]? " Iblis berkata: "Dengan isyarat!" Lalu Barseso berisyarat denngan kepalanya, sebagai orang yang bersujud, maka ia menjadi kafir. Kita berlindung kepada Alloh dari hal itu.

فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ الشَّيْطَانُ إِنِّيْ بَرِيْءٌ مِنْكَ إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Lalu tatkala Barseso telah kafir, maka Syetan berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri darimu. Sesungguhnya aku takut kepada Alloh, Tuhan semesta alam."[QS. Al-Hasyr : 16].

اَللهُمَّ اجْعَلِ الْإِيْمَانَ لَنَا سِرَاجًا وَلَا تَجْعَلْهُ اسْتِدْرَاجًا آمِيْنَ آمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اهـ
Ya Alloh jadi keimanan bagi kami sebagai pelita, dan jangan engkau menjadikannya sebagai istidroj [peningkatan yang berangsur-angsur, namun berujung petaka], Amin Amin, dan segala puji bagi Alloh Tuhan semesta Alam. Selesai.

==========
Sumber: Kitab Al-Majalisus Saniyyah, penerbit Al-Haromain Surabaya,  halaman 21.