Di dalam kitab Mizanul Kubro (مِيْزَانُ الْكُبْرٰى) juz 1 halaman 12, karya Syeh Abdul Wahab asy-Sya'roni, terdapat keterangan sebagai berikut:
فَإِنَّ اللّٰهَ تعَالٰى قَدْ أَقْدَرَ إِبْلِيْسَ كَمَا قَالَ الْغَزَالِيْ وَغَيْرُهُ عَلٰى أَنْ يُقِيْمَ لِلْمُكَاشَفِ صُوْرَةَ الْمَحَلِّ الَّذِيْ يَأْخُذُ عِلْمَهُ مِنْهُ مِنْ سَمَاءٍ أَوْ عَرْشٍ أَوْ كُرْسِيٍّ أَوْ قَلَمٍ أَوْ لَوْحٍ. فَرُبَّمَا ظَنَّ الْمُكَاشِفُ ذٰلِكَ الْعِلْمَ مِنَ اللّٰهِ فَأَخَذَ بِهِ فَضَلَّ وَأَضَلَّ. فَمِنْ هُنَا أَوْجَبُوْا عَلٰى مُكَاشَفٍ أَنْ يُعْرِضَ مَا أَخَذَهُ مِنَ الْعِلْمِ مِنْ طَرِيْقِ كَشْفِهِ عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ قَبْلَ الْعَمَلِ بِهِ. اهــ
TERJEMAH:
Sungguh Alloh Ta'ala benar-benar telah memberi kemampuan kepada Iblis, seperti yang diuatarakan oleh Imam Ghozali dan lainnya, untuk menampakkan diri kepada orang yang deberi kasyaf (tebukanya tabir pemisah antara hamba dan Tuhan sehingga si hamba bisa melihat, mendengar, merasakan dan mengetahui hal-hal ghaib) dengan bentuk tempat yang bisa diambil ilmunya, seperti dengan bentuk langit, 'arsy, kursi, qolam dan lauhul mahfudz. Maka terkadang orang yang diberi kasyaf menyangka bahwa ilmu itu dari Alloh, lalu ia ambil. Maka ia menjadi sesat dan menyesatkan. Dari sinilah para ulama' mewajibkan kepada seseorang yang diberi kasyaf untuk mempertimbangkan ilmu yang dambilnya dengan jalan kasyaf dengan Al-Qur'an dan Hadis sebelum mengamalkannya. Selesai.
Wallohu A'lam
Wallohu A'lam