A. PENGERTIAN, DASAR DAN TUJUAN AKIDAH ISLAM
1. Pengertian Akidah Islam
Menurut bahasa,
kata akidah berasal dari bahasa Arab, yaitu: عَقَدَ - يَعْقِدُ - عَقْدًا.
Para ulama
memberi pengertian (mendefinisikan) akidah sebagai berikut:
مَا عَقَدَ عَلَيْهِ الْقَلْبُ وَالضَّمِيْرُ
Artinya:
"Sesuatu yang terikat kepadanya hati dan hati nurani.”
Di dalam Al-Qur'an kata "aqad" sering disebutkan, antara lain, dalam surah Al-Ma'idah ayat 1:
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا أَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِ.
Artinya:
"'Wahai orang-orang yang
beriman! Penuhilah aqad-aqad itu.”
(QS. Al-Ma'idah: 1)
Adapun yang dimaksud dengan aqad di
sini adalah janji, baik janji kepada Alloh, maupun janji kepada sesama manusia.
Menurut istilah, akidah adalah
suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.
Berdasarkan pengertian akidah di
atas, maka yang dimaksud akidah Islam adalah pokok-pokok kepercayaan
yang
2. Dasar-dasar Akidah
Islam
Sebenarnya dasar-dasar akidah Islam tidak lain adalah dasar dari ajaran Islam itu sendiri, yaitu: Al-Qur'an, dan Al-Hadits (Sunah Rasul). Akidah Islam disusun atas dasar dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Al-Hadits. Di dalam Al-Qur'an banyak disebut pokok-pokok akidah, seperti: nama-nama dan sifat- sifat Alloh, tentang malaikat, kitab-kitab Alloh, hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
Mengenai pokok-pokok atau kandungan akidah Islam, antara lain, disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 285 sebagai berikut:
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ
اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ
وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ
رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ
الْمَصِيْرُ
Artinya:
"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata),"Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata,"Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali." (QS. Al-Baqarah: 285)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan:
اَنْ تُؤْمِنَ بِاللّٰهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَتُؤْمِنَ
بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Artinya:
"Hendaklah engkau beriman kepada
Alloh, para malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya para rasul-rasul-Nya, hari
akhir dan hendaklah engkau beriman akan qadar ketentuan baik dan buruk". (HR. Muslim).
Al-Qur'an dan Hadits merupakan dasar akidah Islam dan pegangan serta pedoman bagi kaum muslimin. Selama kaum muslimin masih berpegang kepada pedoman tersebut, maka dijamin selamat dari kesesatan. Sabda Rasululloh saw.:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ
أَمْرَيْنِ مَا اِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا كِتَابَ
اللّٰهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ.
Artinya:
"Telah
kutinggalkan kepadamu dua pedoman, jika kamu tetap berpegang kepada keduanya,
kamu takkan tersesat selama- lamanya, yakni Kitabulloh (Al-Qur'an) dan sunah
Rasululloh."
3. Tujuan
Akidah Islam
Akidah Islam harus menjadi pedoman bagi
setiap muslim. Artinya, setiap umat Islam harus meyakini pokok- pokok kandungan
akidah Islam tersebut.
Adapun
tujuan akidah Islam itu adalah:
a. Memupuk dan mengembangkan dasar
ketuhanan yang ada sejak lahir.
Manusia adalah makhluk yang
berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia cenderung mengakui adanya Tuhan. Firman
Alloh dalam surah Al-A'raf ayat 172-173 yang artinya sebagai berikut:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari
sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Alloh mengambil
kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak
mengatakan," Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini", atau
agar kamu tidak mengatakan,"Sesungguhnya nenek moyang kami telah mempersekutukan
Tuhan sejak dahulu, sedang kami adalah keturunan yang (datang) setelah mereka.
Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang (dahulu)
yang sesat?" (QS. Al-A'raf:
172-173)
Dengan
naluri berketuhanan, manusia berusaha untuk mencari Tuhannya. Kemampuan akal
dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengenal Tuhan.
Dengan akidah Islam, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya
Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.
b. Memelihara
manusia dari kemusyrikan.
Untuk mencegah manusia dari kemusyrikan perlu adanya tuntunan
yang jelas tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemugkinan
manusia terperosok ke dalam kemusyrikan selalu terbuka, baik syirik jaly
(terang-terangan) berupa perbuatan, maupun syirik khofy (tersembunyi) di
dalam hati. Dengan mempelajari akidah Islam manusia akan terpelihara dari perbuatan
syirik.
c. Menghindarkan
diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia diberi kelebihan oleh Alloh dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau faham-faham yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh akidah Islam agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
B. IMAN, ISLAM, DAN IHSAN
1. Iman
Dari segi bahasa iman berarti percaya. Berasal dari bahasa Arab اٰمَنَ - يُؤْمِنُ - اِيْمَانًا. Menurut istilah:
اَلْإِيْمَانُ هُوَ تَصْدِيْقٌ بِالْقَلْبِ
وَاِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالْأَرْكَانِ.
Artinya:
"Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan memperbuat dengan anggota badan (beramal)."
Apakah yang dibenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan itu? Sudah barang tentu adalah seluruh ajaran Islam. Jika seseorang sudah mengimani seluruh ajaran Islam, maka orang tersebut sudah dapat dikatakan mukmin (orang yang beriman).
Iman itu terdiri atas tiga
tingkatan:
a. Tingkatan mengenal. Pada tingkatan pertama ini seseorang baru mengenal sesuatu yang diimani.
b. Tingkatan kesadaran. Pada tingkat kedua ini iman seseorang sudah lebih tinggi, karena sesuatu yang diimani didasari oleh alasan-alasan tertentu.
c. Tingkat haqqul yaqin. Tingkat ini adalah tingkatan iman yang tertinggi. Seseorang mengimani seuatu tidak hanya mengetahui dengan alasan-alasan tertentu, tetapi dibarengi dengan ketaatan dan berserah diri kepada Alloh.
2. Islam
Kata Islam
berasal dari bahasa Arab, yaitu: اَسْلَمَ - يُسْلِمُ - إِسْلَامًا. Yang artinya adalah patuh, tunduk,
menyerahkan diri, selamat.
Sedangkan
menurut istilah, Islam yaitu agama yang mengajarkan agar manusia
berserah diri dan tunduk sepenuhnya kepada Alloh.
Yang dimaksud
dengan tunduk atau berserah diri adalah mengerjakan perintah Alloh dan menjauhi
larangan-Nya.
Sehubungan dengan pengertian Islam ini, Rosululloh Saw. bersabda:
اَلْاِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا
وَتُقِيْمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوْضَةَ وَتَصُوْمَ
رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا. (رواه
البخاري)
Artinya:
"Islam
itu ialah engkau menyembah Alloh (menghambakan diri kepada-Nya, Dia sendiri
saja), tiada engkau persekutukan Dia dengan suatu yang lain, engkau dirikan
sembahyang, engkau keluarkan zakat yang difardhukan, engkau berpuasa di bulan
Ramadhan, dan engkau tunaikan ibadah haji jika engkau sanggup pergi ke Baitulloh."
(HR.
Bukhari)
Orang yang
tunduk dan berserah diri kepada Alloh disebut muslim. Seseorang yang
betul-betul muslim, hidup dan matinya hanya semata-mata mencari keridhoan Alloh.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, surah Al-An'am ayat 162, yang artinya
adalah:
"Sesungguhnya
salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Tuhan seluruh
alam."
2. Ihsan
Berbakti kepada
Alloh yakni berbuat sesuatu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri, sesama
manusia, maupun untuk makhluk lainnya. Semua perbuatan itu dilakukan
semata-mata karena Alloh, seolah-olah orang yang melakukan perbuatan itu sedang
berhadapan dengan Alloh.
Dalam
sebuah hadits, Rasulullah menerangkan:
أَنْ تَعْبُدَ اللّٰهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ
فَإِنَّهُ يَرَاكَ.
Artinya:
"Bahwa
engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, tetapi jika engkau tidak
melihat-Nya, Dia pasti melihat engkau."
Ihsan ada empat
macam, yaitu:
a. Ihsan terhadap Alloh, yakni mengerjakan
segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Ihsan terhadap diri sendiri, yakni
mengerjakan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan
menghindari semua perbuatan yang mendatangkan kecelakaan atau kerugian kepada
diri sendiri.
c. Ihsan terhadap sesama manusia, yakni
berbuat baik kepada saudara berdasar keturunan, saudara karena tetangga,
kerabat, ataupun seagama. Alloh berfirman dalam surah An-Nisa' ayat 36 sebagai
berikut:
وَبِالْوَالِدَيْنِ
اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى
الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ
وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ
اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ (النساء: ٣٦)
Artinya:
“. . . Dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak- anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu
miliki. Sungguh, Alloh tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan
diri."
d. Ihsan
terhadap makhluk lain (alam lingkungan), yakni berbuat baik atau memelihara
alam lingkungan agar tetap lestari dan tidak punah.
4. Hubungan dan Perbedaan antara
Iman, Islam dan Ihsan
Di samping adanya hubungan antara iman, Islam dan ihsan juga
terdapat perbedaan antara ketiganya sekaligus merupakan ciri masing-masing.
Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati, (تَصْدِيْقٌ بِالْقَلْبِ). Islam merupakan sikap untuk berbuat atau beramal. Ihsan
merupakan pernyataan dalam bentuk tindakan nyata.Ihsan merupakan ukuran tipis
tebalnya iman dan Islam seseorang.
5. Rukun Iman
Rukun Iman ada 6 perkara:
3.
Iman kepada kitab-kitab Alloh
4.
Iman kepada para rasul Alloh
5.
Iman kepada hari kiamat (hari akhir)
6.
Iman kepada qadha dan qadar Alloh
Sehubungan
dengan rukun iman ini Rosululloh bersabda:
اَنْ تُؤْمِنَ بِاللّٰهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ (رواه ابوداود)
Artinya:
"Hendaknya engkau beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan iman kepada qadar-Nya yang
baik dan yang buruk". (HR. Abu Dawud).
6. Hal-hal
Lain yang Juga Harus Diimani
Selain rukun iman sebagaimana yang telah
disebutkan di atas masih ada beberapa hal yang wajib diimani, yaitu:
a. Ruhaniyat (spiritual), yaitu yang berhubungan
dengan mahkluk gaib, seperti adanya roh yang terdapat pada jasad manusia,
adanya jin dan setan.
b.
Ketuhanan, yaitu yang berhubungan dengan nama, sifat,
kudrat atau kekuasaan Alloh, misalnya Alloh memperjalankan Nabi Muhammad dalam
peristiwa Isra' Mi'raj.
c. Kenabian/kerasulan, yang menyangkut
sifat-sifat dan kesucian para nabi, yaitu tentang orang-orang yang memiliki
ketakwaan yang sangat mendalam di luar kebiasaan manusia pada umumnya.
Orang-orang tersebut dinamakan Wali Alloh.
d. Sam'iyat, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
alam ghaib, seperti alam barzah, padang mahsyar, siksa kubur, nikmat kubur,
tanda-tanda hari kiamat dan hidup sesudah mati.
No comments:
Post a Comment
Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.