Ada seorang lelaki yang tidak percaya bahwa rizki datangnya semata-mata karena Allah SWT. Ia berpikir jika seseorang tidak mau berusaha mencari rizki, maka orang tersebut tidak akan mendapatkan rezeki. Dia ingin membuktikan bahwa apakah benar rizki itu datangnya dari Allah, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, bila saatnya tiba maka akan datang dengan sendirinya. Dengan kata lain, rizki datangnya secara paksa seperti halnya kematian, tidak bisa ditawar-tawar ataupun dihindari.
Untuk membuktikan hal tersebut, ia memutuskan untuk menyendiri di sebuah jurang di dalam hutan yang terpencil jauh dari keramaian orang. Ia telah bertekad bulat untuk tidak makan ataupun minum. Ia juga tidak berusaha mencari makanan atau minuman. Satu jam berlalu, ia tetap bertahan dalam kesendiriannya dan tekadnya. Tidak ada sesuatu apapun yang masuk dalam perutnya.
Tak lama kemudian, sekelompok pedagang melewati daerah itu. Salah satu dari pedagang terpisah dari rombongan. Ia berjalan seorang diri mencari kawan-kawannya. Di tengah pencariannya, tak sengaja ia melintasi jurang tempat di mana si lelaki menyendiri. Ia pun mencoba untuk menanyai lelaki itu: "Permisi Pak, apa yang sedang Bapak kerjakan di sini?"
Lelaki itu tetap diam membisu tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulutnya sebagai jawaban atas pertanyaan si pedagang. Melihat si lelaki itu hanya diam saja, maka si pedagang berusaha mendekati si lelaki itu. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa yang sedang dilakukan lelaki ini. Ia pun mencoba kembali menyapanya: "Pak Ada yang bisa saya bantu? Apakah anda baik-baik saja?"
Mengetahui lelaki itu diam saja dan tidak menjawab, ia pun memanggil kawan-kawannya yang ternyata berada tidak jauh dari jurang. Ia pun menceritakan kepada kawan-kawannya tentang seorang lelaki yang ada di sebuah jurang. Mendengar cerita dari temannya, rombongan pedagang itu pun berbondong-bondong menuju jurang. Mereka ingin melihat lelaki yang diceritakan temannya itu.
Sesampainya di jurang, rombongan pedagang itu mengerumuni si lelaki. Ada yang bertanya, ada yang hanya melihat. Banyak di antara mereka berpikir, "Mungkin lelaki ini sangat kelaparan sehingga tidak punya tenaga untuk berbicara dan makan." Mereka pun berusaha menyuapi si lelaki, tapi apa yang terjadi, mulut si lelaki terkunci rapat, dibuka pun sangat sulit, apalagi disuapi. Jadi bagaimana mungkin ada makanan yang masuk kedalam mulutnya. Di tengah kebingungan orang banyak, salah satu diantara mereka menawarkan ide: "Bagaimana kalau kita buka secara paksa mulut lelaki ini, mungkin karena terlalu lama tidak makan giginya menjadi terkatup, apakah ada yang mempunyai alat untuk membuka giginya?"
Salah seorang dari rombongan pedagang itu menjawab: "Aku punya kampak, linggis, pisau kecil dan obeng. Mungkin obeng ini bisa kita gunakan."
"Baiklah kita gunakan obeng ini, siapa tahu bisa membantu untuk membuka mulutnya.".... Sahut salah seorang temannya.
Si pedagang itu menerima obeng dari temannya. Ketika obeng itu akan dimasukkan ke dalam mulut si lelaki, tiba-tiba si lelaki berteriak ketakutan: "Jangan kalian gunakan obeng itu untuk membuka mulutku! Aku baik-baik saja, aku bisa makan makanan ini sendiri tanpa perlu kalian buka mulutku dengan obeng."
Si lelaki itu pun kemudian menjelaskan apa yang sedang ia lakukan di jurang, bahwa ia sedang membuktikan apakah benar izki itu datangnya dari Allah, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka. Bila saatnya tiba maka akan datang dengan sendirinya. Dengan kata lain, meski datangnya secara paksa, seperti halnya kematian, tidak bisa ditawar-tawar ataupun dihindari. Dengan kejadian yang baru saja terjadi, akhirnya membuat si lelaki percaya bahwa rizki itu datangnya dari Allah tanpa ada hubungan daya upaya dari manusia sedikit pun.
No comments:
Post a Comment
Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.