Imam al-Ghozali di masa belajarnya rajin
merangkum pelajaran para gurunya sehingga rangkuman itu menjadi sebuah kitab
yang sangat dia sayangi, kitab itu dia beri nama "Ta'liqoh"
(rangkuman atau ringkasan berbagai keterangan). Tentang ta'liqoh ini beliau
memiliki pengalaman yang unik dan dapat dijadikan teladan oleh para santri dan
para pelajar. Beliau bercerita:
Suatu ketika di tengah perjalanan, aku dan
rombongan kafilah yang lain dihadang oleh para perampok, mereka mengambil
seluruh bekal dan barang kami dengan paksa sehingga tidak ada yang tersisa. Pada saat itu aku sangat khawatir dengan buku ta'liqoh yang aku
letakkan di dalam tas dan tas itu telah mereka rampas. Saat mereka pergi aku
segera mengejar mengikuti mereka untuk menyelamatkan buku itu.
Pemimpin mereka berkata kepadaku: “Pergilah!
Pulanglah! Jangan mengikuti kami atau engkau akan mati kami bunuh!”
Aku berkata: “Wahai fulan, Demi
Alloh, aku minta, kembalikan kepadaku ta'liqoh itu!”
“Apa itu ta'liqoh?” Pemimpin
perampok bertanya.
Aku segera menjawab: “Itu adalah
buku rangkuman ilmu yang telah aku pelajari selama ini. Aku berkelana dan pergi
mengembara jauh meninggalkan negara dan keluarga untuk mendapatkannya, agar dengannya
aku menjadi ahli ilmu. Tolong kembalikan dia kepadaku! Toh buku itu tidak
kalian butuhkan!”
Mendengar
ucapanku itu tiba-tiba pemimpin perampok itu tertawa seakan-akan ia mengejekku
dan karena ia tertawa, maka para perampok yang lainnya juga ikut tertawa
bersamanya. Dia lalu berkata kepadaku: “Wahai pemuda, bagaimana engkau
mengaku sebagai ahli ilmu bila ilmu tidak engkau hapal di dalam hatimu dan
hanya engkau titipkan di dalam ta'liqoh itu! Apa jadinya jika buku itu tetap
aku rampas dan tidak aku kembalikan kepadamu?! Ilmumu akan hilang dan pergi
darimu sebagaimana hilangnya buku itu!” Kemudian pemimpin perampok itu
memperintahkan para pengikutnya untuk mengembalikan buku itu kepadaku dan
mereka segera pergi meninggalkan tempat itu.
Saat itu aku senang karena berhasil
mendapat buku itu kembali, akan tetapi aku tertarik dengan kata-kata raja
perampok itu. Aku pikir apa yang dia ucapkan adalah benar. Ini adalah nasihat
dan hikmah yang dikirim oleh Alloh kepadaku melalui perampok itu, kalau begitu
aku harus menghapal ilmu sehingga seandainya bukuku pergi atau hilang dariku,
maka ilmu akan tetap bersamaku dan tidak hilang bersama buku itu. Itulah
kesimpulan yang kudapat di dalam hatiku.
Setelah sampai di kota Thuus maka
aku serius menghapalkan semua ilmu yang tertulis dalam ta'liqoh itu sehingga
aku berhasil menyelesaikannya dalam masa tiga tahun.
PUSTAKA:
Terjemah Bidayatul Hidayah terbitan PT. TOHA PUTRA SemarangRA Semarang
No comments:
Post a Comment
Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.