Dalam kitab Syarah AL-HIKAM (شَرْحُ الْحِكَمِ) ---karya Syeh Ibnu Atho'illah As-Sakandariy dan kemudian disyarahi oleh Syeh Abdulloh Asy-Syarqowiy--- pada juz 2 halaman 3 terdapat keterangan sebagai berikut:
(مَنِ اطَّلَعَ عَلٰى أَسْرَارِ الْعِبَادِ وَلَمْ يَتَخَلَّقْ بِالرَّحْمَةِ الْإِلٰهِيَّةِ) بِأَنْ يَسْتُرَ عَلَى الْمُذْنِبِيْنَ وَيَحْلُمَ عَلَى الظَّالِمِيْنَ وَيَصْفَحَ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ وَيُحْسِنَ إِلَى الْمُسِيْئِيْنَ وَيَرْأَفَ بِعِبَادِ اللّٰهِ أَجْمَعِيْنَ فَمَنْ لَمْ يَتَّصِفْ بِذٰلِكَ (كَانَ اِطِّلَاعُهُ فِتْنَةً عَلَيْهِ) لِأَنَّ ذٰلِكَ يُؤَدِّيْهِ إِلٰى رُؤْيَةِ نَفْسِهِ وَاسْتِعْظَامِ أَمْرِهَا وَالْعُجْبِ لِعَمَلِهِ وَالتَّكَبُّرِ عَلٰى غَيْرِهِ وَهٰذَا هُوَ أَعْظَمُ الْفِتْنَةِ (وَ) كَانَ أَيْضًا (سَبَبًا لِجَرِّ الْوَبَالِ عَلَيْهِ) مِنِ ادِّعَائِهِ بِصِفَاتِ رَبِّهِ وَمُنَازَعَتِهِ لِكِبْرِيَائِهِ وَعَظَمَتِهِ وَهٰذَا هُوَ أَعْظَمُ الْوَبَالِ وَغَايَةُ الْخِزْيِ وَالنَّكَالِ رُوِيَ أَنَّ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ لَمَّا أَرَاهُ اللّٰهُ مَلَكُوْتَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ أَشْرَفَ عَلٰى رَجُلٍ فِيْ مَعْصِيَةٍ مِنْ مَعَاصِى اللّٰهِ تَعَالٰى فَدَعَا عَلَيْهِ فَهَلَكَ وَكَذٰلِكَ آخَرٌ وَآخَرٌ فَهَلَكُوْا فَأَوْحَى اللّٰهُ تَعَالٰى إِلَيْهِ أَنْ يَا إِبْرَاهِيْمُ إِنَّكَ رَجُلٌ مُسْتَجَابُ الدَّعْوَةِ فَلَا تَدْعُوُنَّ عَلٰى عِبَادِيْ فَإِنَّهُمْ مِنِّيْ عَلٰى ثَلَاثِ خِصَالٍ إِمَّا أَنْ يَتُوْبَ الْعَبْدُ مِنْهُمْ إِلَيَّ فَأَتُوْبُ عَلَيْهِ وَإِمَّا أَنْ أُخْرِجَ مِنْهُ نَسَمَةً تُسَبِّحُ لِيْ وَإِمَّا أَنْ يَبْعَثَ إِلَيَّ فَإِنْ شِئْتُ عَفَوْتُ عَنْهُ وَإِنْ شِئْتُ عَاقَبْتُهُ قِيْلَ أَنَّ هٰذَا سَبَبٌ لِأَمْرِ اللّٰهِ لَهُ بِذَبْحِ وَلَدِهِ لِأَنَّهُ تَعَالٰى رَحِيْمٌ بِعِبَادِهِ كَشَفَقَتِهِ عَلٰى وَلَدِهِ وَالْحَاصِلُ أَنَّ الْمُكَاشَفَةَ نِعْمَةٌ مِنَ اللّٰهِ عَلَى الْمُرِيْدِ وَشُكْرُهَا اَلسَّتْرُ وَالصَّفْحُ.
Artinya:
(Barang siapa bisa melihat rahasia-rahasia sesama hamba, kemudian tidak mewarnai perbuatannya dengan sifat kasih sayang Tuhan) yaitu, dengan menutup ‘aibnya orang-orang yang berdosa, bermurah hati terhadap orang-orang yang dzolim, memaafkan orang-orang bodoh, berbuat baik kepada orang-orang jahat dan menyayangi semua hamba-hamba Alloh (maka apa yang dilihatnya akan menjadi fitnah bagi dirinya.) Karena hal tersebut akan mengakibatkan pengamatan pada dirinya dan menganggap agung pada dirinya, ujub/bangga dengan amalnya dan sombong kepada orang lain. Yang demikian ini adalah fitnah yang paling besar bagi dirinya. (Dan) yang demikian itu juga (akan menyebabkan turunnya bencana atas dirinya.) Karena ia merasa punya sifat-sifat ketuhanan dan merebut kebesaran dan keagungan-Nya. Yang demikian ini adalah bencana yang paling besar, kehinaan yang sangat rendah dan juga tanda-tanda paling kuat akan berpalingnya hati.
Diriwayatkan bahwa ketika Alloh memperlihatkan kepada baginda Nabi Ibrohim as tentang alam Malakutnya langit dan bumi, maka Alloh memperlihatkan kepada Nabi Ibrohim akan seorang lelaki yang sedang dalam melakukan kemaksiatan kepada Alloh Swt. Lalu Nabi Ibrohim mendo'akan buruk/kecelakaan kepada lelaki itu dan lelaki itupun binasa. Begitu pula Alloh perlihatkan pada Nabi Ibrohim akan lelaki lain yang melakukan maksiat, lalu Nabi Ibrohim mendo'kan buruk kepadanya. Demikian seterusnya Alloh terus memperlihatkan padanya akan lelaki lain yang berbuat maksiat, sehingga mereka semua menjadi binasa. Kemudian Alloh Swt memberi wahyu kepada Nabi Ibrohim: "Wahai Ibrohim, sungguh kamu adalah seorang lelaki yang diterima do'anya, janganlah kamu mendo'kan buruk kepada para hamba-Ku, karena para hamba-Ku yang bermaksiat terhadap-Ku itu ada tiga macam keadaan, yaitu:
➊ Adakalanya hamba-Ku yang bermaksiat itu mau bertaubat, lalu Aku menerima taubatnya.
➋ Adakalanya Aku akan mengeluarkan dari hamba-Ku yang bermaksiat itu keturunan [anak atau cucu] yang bertasbih kepada-Ku.
➌ Adakalanya hamba-Ku yang bermaksiat itu bangkit dan menghadap menuju kepada-Ku. Apabila Aku mau, maka Aku akan mengampuninya dan apabila Aku mau, maka Aku akan menyiksanya."
Dikatakan [oleh satu pndapat] bahwa keadaan Nabi Ibrohim tersebut di atas adalah penyebab perintah Alloh agar Nabi Ibrohim menyembelih putranya, karena Alloh Swt Maha mengasihi para hamba-Nya sebagaimana Nabi Ibrohim menyayangi putranya.
Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa, terbukanya mata hati merupakan nikmat Alloh kepada seorang murid tarekat. Adapun cara mensyukurinya adalah dengan menutupi semua rahasia dan memaafkan kepada sesama.
(Barang siapa bisa melihat rahasia-rahasia sesama hamba, kemudian tidak mewarnai perbuatannya dengan sifat kasih sayang Tuhan) yaitu, dengan menutup ‘aibnya orang-orang yang berdosa, bermurah hati terhadap orang-orang yang dzolim, memaafkan orang-orang bodoh, berbuat baik kepada orang-orang jahat dan menyayangi semua hamba-hamba Alloh (maka apa yang dilihatnya akan menjadi fitnah bagi dirinya.) Karena hal tersebut akan mengakibatkan pengamatan pada dirinya dan menganggap agung pada dirinya, ujub/bangga dengan amalnya dan sombong kepada orang lain. Yang demikian ini adalah fitnah yang paling besar bagi dirinya. (Dan) yang demikian itu juga (akan menyebabkan turunnya bencana atas dirinya.) Karena ia merasa punya sifat-sifat ketuhanan dan merebut kebesaran dan keagungan-Nya. Yang demikian ini adalah bencana yang paling besar, kehinaan yang sangat rendah dan juga tanda-tanda paling kuat akan berpalingnya hati.
Diriwayatkan bahwa ketika Alloh memperlihatkan kepada baginda Nabi Ibrohim as tentang alam Malakutnya langit dan bumi, maka Alloh memperlihatkan kepada Nabi Ibrohim akan seorang lelaki yang sedang dalam melakukan kemaksiatan kepada Alloh Swt. Lalu Nabi Ibrohim mendo'akan buruk/kecelakaan kepada lelaki itu dan lelaki itupun binasa. Begitu pula Alloh perlihatkan pada Nabi Ibrohim akan lelaki lain yang melakukan maksiat, lalu Nabi Ibrohim mendo'kan buruk kepadanya. Demikian seterusnya Alloh terus memperlihatkan padanya akan lelaki lain yang berbuat maksiat, sehingga mereka semua menjadi binasa. Kemudian Alloh Swt memberi wahyu kepada Nabi Ibrohim: "Wahai Ibrohim, sungguh kamu adalah seorang lelaki yang diterima do'anya, janganlah kamu mendo'kan buruk kepada para hamba-Ku, karena para hamba-Ku yang bermaksiat terhadap-Ku itu ada tiga macam keadaan, yaitu:
➊ Adakalanya hamba-Ku yang bermaksiat itu mau bertaubat, lalu Aku menerima taubatnya.
➋ Adakalanya Aku akan mengeluarkan dari hamba-Ku yang bermaksiat itu keturunan [anak atau cucu] yang bertasbih kepada-Ku.
➌ Adakalanya hamba-Ku yang bermaksiat itu bangkit dan menghadap menuju kepada-Ku. Apabila Aku mau, maka Aku akan mengampuninya dan apabila Aku mau, maka Aku akan menyiksanya."
Dikatakan [oleh satu pndapat] bahwa keadaan Nabi Ibrohim tersebut di atas adalah penyebab perintah Alloh agar Nabi Ibrohim menyembelih putranya, karena Alloh Swt Maha mengasihi para hamba-Nya sebagaimana Nabi Ibrohim menyayangi putranya.
Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa, terbukanya mata hati merupakan nikmat Alloh kepada seorang murid tarekat. Adapun cara mensyukurinya adalah dengan menutupi semua rahasia dan memaafkan kepada sesama.
No comments:
Post a Comment
Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.