Wednesday, December 3, 2025

Terjemah Alamul Jin Bag.1

 BUKTI ADANYA ALAM JIN

 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

Segala puji bagi Alloh, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Alloh dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Alloh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga sholawat dan salam yang melimpah dilimpahkan Alloh kepada beliau, keluarga, dan para sahabatnya.

 

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ عَالَمَ الْجِنِّ زَاخِرٌ بِالْأَسْرَارِ وَالْغَرَائِبِ وَالْعَجَائِبِ، وَلِذَا النَّاسُ يَشْتَاقُوْنَ لِمَعْرِفَةِ هٰذَا الْعَالَمِ...

Adapun setelah itu: Sesungguhnya alam jin penuh dengan rahasia, hal-hal yang aneh, dan berbagai keajaiban. Oleh karena itu, manusia sangat ingin mengetahui alam ini .....

 

ثُبُوْتُ عَالَمِ الْجِنِّ

Ketetapan Adanya Alam Jin

 

وَلَمْ يُخَالِفْ أَحَدٌ مِنْ طَوَائِفِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ وُجُوْدِ الْجِنِّ، وَلَا فِيْ أَنَّ اللّٰهَ أَرْسَلَ مُحَمَّدًا إِلَيْهِمْ.

Dan tidak ada satu pun golongan dari kaum Muslim yang berselisih pendapat mengenai keberadaan jin, juga mengenai [fakta] bahwa Alloh telah mengutus Nabi Muhammad kepada mereka.

 

وَجُمْهُوْرُ طَوَائِفِ الْكُفَّارِ عَلٰى إِثْبَاتِ الْجِنِّ.

Mayoritas Kelompok Kafir [juga] Menetapkan Adanya Jin

 

أَمَّا أَهْلُ الْكِتَابِ مِنَ الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارٰى فَهُمْ مُقِرُّوْنَ بِهِمْ كَإِقْرَارِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَإِنْ وُجِدَ فِيْهِمْ مَنْ يُنْكِرُ ذٰلِكَ. وَكَمَا يُوْجَدُ فِي الْمُسْلِمِيْنَ مَنْ يُنْكِرُ ذٰلِكَ... كَالْجَهْمِيَّةِ وَالْمُعْتَزِلَةِ، وَإِنْ كَانَ جُمْهُوْرُ الطَّائِفَةِ وَأَئِمَّتُهَا مُقِرِّيْنَ بِذٰلِكَ.

Adapun Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, pada umumnya mereka mengakui keberadaan jin sebagaimana pengakuan umat Islam; meskipun ada di antara mereka yang mengingkarinya, sebagaimana terdapat pula di kalangan kaum Muslim orang yang mengingkarinya ... seperti kalangan Jahmiyah dan Mu'tazilah, meskipun mayoritas dari kelompok tersebut serta para imam mereka mengakuinya.

________________________________________

  •  Kelompok Jahmiyah: adalah salah satu aliran teologis (pemikiran akidah) yang muncul pada abad kedua Hijriah. Nama ini dinisbatkan kepada Jahm bin ofwān (w. 128 H), sebagai tokoh utamanya. Aliran ini dianggap menyimpang oleh mayoritas ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah karena keyakinan-keyakinannya yang bertentangan dengan nash Al-Qur’an dan sunnah.
  • Kelompok Mu‘tazilah: adalah sebuah aliran teologi (ilmu kalam) dalam Islam yang muncul pada awal abad ke-2 Hijriyah. Aliran ini dinisbatkan kepada Wāil bin ‘Aõ’ (w. 131 H), yang “memisahkan diri” dari majelis gurunya (imam Hasan al-Bashri) — dari sinilah nama Mu‘tazilah (“yang memisahkan diri”) berasal. Aliran ini dikenal karena mengedepankan akal (logika) secara berlebihan dalam memahami agama, sampai-sampai mereka menolak banyak nash Al-Qur’an dan hadits yang menurut mereka tidak sesuai dengan logika.

________________________________________

 

وَقَدْ قَامَتِ الْأَدِلَّةُ عَلٰى وُجُوْدِ الْجِنِّ بِالتَّوَاتُرِ وَالنُّصُوْصِ الْقُرْآنِيَّةِ وَالْأَحَادِيْثِ النَّبَوِيَّةِ، وَبِالْمُشَاهَدَةِ وَالْمُعَايَنَةِ.

Dan sungguh telah tegak berbagai dalil tentang keberadaan jin secara mutawatir, melalui nash-nash Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi, serta melalui menyaksikan dan melihat secara langsung.

________________________________________

Mutawatir: Suatu berita yang diriwayatkan oleh sejumlah besar orang pada setiap tingkat periwayatannya, yang mustahil mereka bersepakat untuk berdusta. Berita semacam ini menghasilkan keyakinan yang pasti (ilmu yaqin).

________________________________________

 

أَمَّا التَّوَاتُرُ: فَإِنَّ أَخْبَارَ الْأَنْبِيَاءِ قَدْ تَوَاتَرَتْ بِوُجُوْدِ الْجِنِّ تَوَاتُرًا مَعْلُوْمًا بِالضَّرُوْرَةِ.

Adapun dalil mutawatir: Sesungguhnya berita-berita dari para Nabi telah sampai secara mutawatir tentang keberadaan jin, dengan tingkat kemutawatiran yang diketahui secara orūrī.

________________________________________

Makna “diketahui secara orūrī” adalah:

  • diketahui secara pasti, tanpa perlu proses berpikir, analisa, atau dalil,
  • tidak membutuhkan penelitian atau pembuktian Panjang,
  • diketahui oleh semua orang secara alami,
  • tidak mungkin seseorang normal tidak mengetahuinya,
  • pengetahuan itu masuk ke dalam jiwa secara otomatis, cukup dengan melihat, mendengar, atau mengetahui secara umum dari banyak orang.

________________________________________

 

وَلَمَّا كَانَ أَمْرُ الْجِنِّ مُتَوَاتِرًا عَنِ الْأَنْبِيَاءِ تَوَاتُرًا تَعْرِفُهُ الْخَاصَّةُ وَالْعَامَّةُ، لَمْ يَكُنْ لِطَائِفَةٍ مِنَ الْمُنْتَمِيْنَ إِلٰى دَعَوَاتِ الْأَنْبِيَاءِ أَنْ تُنْكِرَ وُجُوْدَهُمْ.

Dan karena perkara [keberadaan] jin telah diriwayatkan secara mutawatir dari para Nabi, sebuah kemutawatiran yang dikenal baik oleh kalangan khusus (ulama) maupun kalangan awam, maka tidak pantas bagi satu kelompok pun dari orang-orang yang menisbatkan diri kepada dakwah para Nabi untuk mengingkari keberadaan mereka.

________________________________________

Menisbatkan diri kepada dakwah para Nabi berati: mengklaim, bergabung, mengaku sebagai bagian dari, atau mengikuti dakwah para Nabi.

________________________________________

 

وَأَمَّا النُّصُوْصُ وَالْآيَاتُ الْقُرْآنِيَّةُ الَّتِيْ تَدُلُّ عَلٰى وُجُوْدِ الْجِنِّ فَكَثِيْرَةٌ، نَذْكُرُ مِنْهَا:

Adapun nash-nash dan ayat-ayat Al-Qur'an yang menunjukkan keberadaan jin sangatlah banyak, di antaranya:

 

قَوْلُهُ تَعَالٰى: ﴿وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ﴾ سُوْرَةُ الذَّارِيَاتِ، الْآيَةُ ٥٦.

Firman Alloh Ta'ala: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

 

وَقَوْلُهُ: ﴿وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا﴾ سُوْرَةُ الْجِنِّ، الْآيَةُ ٦.

Dan firman Alloh: "Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (QS. Al-Jinn: 6)

 

وَقَوْلُهُ تَعَالٰى: ﴿قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ﴾ سُوْرَةُ الْجِنِّ، الْآيَةُ ١.

Dan firman Alloh Ta'ala: "Katakanlah [Muhammad], Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan [bacaan Al-Qur'an]." (QS. Al-Jinn: 1)

 

وَقَوْلُهُ تَعَالٰى: ﴿وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ﴾ سُوْرَةُ الْحِجْرِ، الْآيَةُ ٢٧.

Dan firman Alloh Ta'ala: "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum [Adam] dari api yang sangat panas." (QS. Al-Hijr: 27)

 

وَأَمَّا الْأَحَادِيْثُ النَّبَوِيَّةُ فَمُتَعَدِّدَةٌ، نَذْكُرُ مِنْهَا:

Adapun Hadits-hadits Nabi [yang membuktikan keberadaan jin] sangatlah banyak, di antaranya:

 

قَوْلُ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اَلْجِنُّ ثَلَاثَةُ أَصْنَافٍ: فَصِنْفٌ يَطِيْرُ فِي الْهَوَاءِ، وَصِنْفٌ حَيَّاتٌ وَكِلَابٌ، وَصِنْفٌ يَحُلُّوْنَ وَيَظْعَنُوْنَ». رَوَاهُ الْحَاكِمُ وَالطَّبَرَانِيُّ وَالبَيْهَقِيُّ فِي الْأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.

Sabda Rosululloh : Jin itu ada tiga golongan:

Jin yang selalu beterbangan di udara (biasanya disebut bangsa kayangan).

Jin yang berwujud dalam bentuk ular dan anjing (biasanya disebut bangsa siluman).

Jin yang selalu berdiam diri (punya rumah dan tempat tinggal) dan yang senang bepindah-pindah (nomaden).

 

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Hakim, Ath-Thobroni, dan Al-Baihaqi dalam "Al-Asmā' was Shifāt" dengan sanad yang shohih.

 

وَأَمَّا عَنْ مُشَاهَدَةِ الْجِنِّ وَمُعَايَنَتِهِمْ، فَقَدْ قَالَ الْأَعْمَشُ – وَهُوَ عَالِمٌ جَلِيْلُ القَدْرِ – : تَرُوْحُ إِلَيْنَا جِنِّيٌّ، فَقُلْتُ لَهُ: مَا أَحَبُّ الطَّعَامِ إِلَيْكُمْ؟ فَقَالَ: الْأَرُزُّ. قَالَ: فَأَتَيْنَاهُمْ بِهِ، فَجَعَلْتُ أَرٰى اللُّقَمَ تُرْفَعُ وَلَا أَرٰى أَحَدًا. فَقُلْتُ: فِيْكُمْ مِنْ هٰذِهِ الْأَهْوَاءِ الَّتِيْ فِيْنَا؟ قَالَ: نَعَمْ. فَقُلْتُ: فَمَا الرَّافِضَةُ فِيْكُمْ؟ قَالُوْا: شَرُّنَا. وَإِسْنَادُ هٰذِهِ الْقِصَّةِ صَحِيْحٌ إِلَى الْأَعْمَشِ، كَمَا قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْحِجَاجِ الْمِزِّيُّ.

Adapun tentang menyaksikan dan melihat jin secara langsung, maka Syeh Al-A'masy -seorang ulama yang mulia dan tinggi kedudukannya- telah berkata: Seorang jin pernah datang kepada kami. Maka aku bertanya kepadanya: "Makanan apa yang paling kalian sukai?"

Dia menjawab: "Nasi."

Al-A'masy berkata: "Kami pun menghidangkan nasi kepada mereka. Lalu aku melihat suapan-suapan itu terangkat, namun aku tidak melihat seorang pun [yang mengangkatnya]."

Aku bertanya: "Apakah di antara kalian ada aliran-aliran pemikiran seperti yang ada pada kami?"

Dia menjawab: "Ya [ada]."

Lalu aku bertanya: "Lalu bagaimana kaum Rofidhoh (Syi'ah ekstrim) di antara kalian?"

Mereka menjawab: "Mereka adalah yang terburuk di antara kami."

Dan sanad kisah ini shohih (terpercaya) sampai kepada Al-A'masy, sebagaimana dinyatakan oleh Al-Hafizh Abu Al-Hajjaj Al-Mizzi.

 

إِذَنْ فَوُجُوْدُ الْجِنِّ أَمْرٌ ثَابِتٌ، دَلَّ عَلٰى ثُبُوْتِهِ التَّوَاتُرُ وَالْقُرْآنُ وَالسُّنَّةُ، وَالْمُشَاهَدَةُ. وَلٰكِنْ قَدْ يَسْأَلُ سَائِلٌ فَيَقُوْلُ: وَلٰكِنْ مَنْ هُمُ الْجِنُّ الَّذِيْنَ تُحَاوِلُوْنَ إِثْبَاتَ وُجُوْدِهِمْ؟ وَالْجَوَابُ عَلٰى ذٰلِكَ مَا يَأْتِيْ:

Dengan demikian, keberadaan jin adalah suatu hal yang telah tetap dan telah dibuktikan oleh dalil-dalil mutawatir, Al-Qur'an, Sunnah, serta penyaksian langsung. Namun, terkadang ada yang bertanya: "Lalu, siapakah sebenarnya jin yang kalian berusaha buktikan keberadaannya itu?" Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

 

مَنْ هُمُ الْجِنُّ؟ الْجِنُّ مَخْلُوْقٌ مِنْ مَخْلُوْقَاتِ اللّٰهِ تَعَالٰى، يَفْتَرِقُ عَنِ الْإِنْسَانِ وَالْمَلَكِ، وَلٰكِنْ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ بَنِيْ آدَمَ قِسْطٌ مُشْتَرَكٌ فِي الصِّفَاتِ، مِثْلَ صِفَةِ الْعَقْلِ وَالتَّمْيِيْزِ، وَصِفَةِ الْحُرِّيَّةِ وَالْقُدْرَةِ عَلَى الْاِخْتِيَارِ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ، وَالصَّوَابِ وَالْخَطَأِ، وَالْخَيْرِ وَالشَّرِّ.

Siapakah Jin Itu? Jin adalah makhluk ciptaan Alloh Ta'ala yang berbeda dari manusia dan malaikat. Namun, antara mereka dan anak cucu Adam terdapat sejumlah kesamaan dalam sifat, seperti sifat berakal dan memiliki daya nalar, serta sifat kebebasan dan kemampuan untuk memilih antara yang hak dan yang batil, yang benar dan yang salah, serta yang baik dan yang jahat.

 

وَيُبَايِنُوْنَ الْبَشَرَ فِيْ أَشْيَاءَ جَوْهَرِيَّةٍ، أَهَمُّهَا الْأَصْلُ، حَيْثُ إِنَّ أَصْلَ الْجِنِّ يَخْتَلِفُ عَنْ أَصْلِ الْإِنسِ. وَهٰذَا هُوَ مَوْضُوْعُ حَدِيْثِنَا فِي النُّقْطَةِ التَّالِيَةِ:

Dan mereka berbeda dengan manusia dalam hal-hal yang bersifat mendasar (fundamental), yang terpenting di antaranya adalah asal-usul penciptaan, di mana asal-usul jin berbeda dengan asal-usul manusia. Dan inilah yang akan menjadi pembahasan kita pada poin berikutnya:


Sumber: Kitab Alamul Jin (عَالَمُ الْجِنِّ) karya KH. Ahmad Yasin Asymuni, halaman 2-5; Pethuk Semen Kediri.

No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.