BUKTI ADANYA ALAM JIN
بِسْمِ
اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ
بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
Segala puji bagi Alloh, kami
memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada
Alloh dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan
barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Alloh semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba
dan utusan-Nya. Semoga sholawat dan salam yang melimpah dilimpahkan Alloh
kepada beliau, keluarga, dan para sahabatnya.
أَمَّا
بَعْدُ: فَإِنَّ عَالَمَ الْجِنِّ زَاخِرٌ بِالْأَسْرَارِ وَالْغَرَائِبِ
وَالْعَجَائِبِ، وَلِذَا النَّاسُ يَشْتَاقُوْنَ لِمَعْرِفَةِ هٰذَا الْعَالَمِ...
Adapun setelah itu: Sesungguhnya alam
jin penuh dengan rahasia, hal-hal yang aneh, dan berbagai keajaiban. Oleh
karena itu, manusia sangat ingin mengetahui alam ini .....
ثُبُوْتُ
عَالَمِ الْجِنِّ
Ketetapan Adanya Alam Jin
وَلَمْ
يُخَالِفْ أَحَدٌ مِنْ طَوَائِفِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ وُجُوْدِ الْجِنِّ، وَلَا
فِيْ أَنَّ اللّٰهَ أَرْسَلَ مُحَمَّدًا إِلَيْهِمْ.
Dan tidak ada satu pun golongan dari
kaum Muslim yang berselisih pendapat mengenai keberadaan jin, juga mengenai [fakta]
bahwa Alloh telah mengutus Nabi Muhammad kepada mereka.
وَجُمْهُوْرُ
طَوَائِفِ الْكُفَّارِ عَلٰى إِثْبَاتِ الْجِنِّ.
Mayoritas Kelompok Kafir [juga]
Menetapkan Adanya Jin
أَمَّا
أَهْلُ الْكِتَابِ مِنَ الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارٰى فَهُمْ مُقِرُّوْنَ بِهِمْ
كَإِقْرَارِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَإِنْ وُجِدَ فِيْهِمْ مَنْ يُنْكِرُ ذٰلِكَ.
وَكَمَا يُوْجَدُ فِي الْمُسْلِمِيْنَ مَنْ يُنْكِرُ ذٰلِكَ... كَالْجَهْمِيَّةِ
وَالْمُعْتَزِلَةِ، وَإِنْ كَانَ جُمْهُوْرُ الطَّائِفَةِ وَأَئِمَّتُهَا
مُقِرِّيْنَ بِذٰلِكَ.
Adapun Ahli Kitab dari kalangan Yahudi
dan Nasrani, pada umumnya mereka mengakui keberadaan jin sebagaimana pengakuan
umat Islam; meskipun ada di antara mereka yang mengingkarinya, sebagaimana terdapat
pula di kalangan kaum Muslim orang yang mengingkarinya ... seperti kalangan
Jahmiyah dan Mu'tazilah, meskipun mayoritas dari kelompok tersebut serta para
imam mereka mengakuinya.
________________________________________
- Kelompok Jahmiyah: adalah salah satu aliran teologis (pemikiran akidah) yang muncul pada abad kedua Hijriah. Nama ini dinisbatkan kepada Jahm bin Ṣofwān (w. 128 H), sebagai tokoh utamanya. Aliran ini dianggap menyimpang oleh mayoritas ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah karena keyakinan-keyakinannya yang bertentangan dengan nash Al-Qur’an dan sunnah.
- Kelompok Mu‘tazilah: adalah sebuah aliran teologi (ilmu kalam) dalam Islam yang muncul pada awal abad ke-2 Hijriyah. Aliran ini dinisbatkan kepada Wāṣil bin ‘Aṭõ’ (w. 131 H), yang “memisahkan diri” dari majelis gurunya (imam Hasan al-Bashri) — dari sinilah nama Mu‘tazilah (“yang memisahkan diri”) berasal. Aliran ini dikenal karena mengedepankan akal (logika) secara berlebihan dalam memahami agama, sampai-sampai mereka menolak banyak nash Al-Qur’an dan hadits yang menurut mereka tidak sesuai dengan logika.
________________________________________
وَقَدْ
قَامَتِ الْأَدِلَّةُ عَلٰى وُجُوْدِ الْجِنِّ بِالتَّوَاتُرِ وَالنُّصُوْصِ
الْقُرْآنِيَّةِ وَالْأَحَادِيْثِ النَّبَوِيَّةِ، وَبِالْمُشَاهَدَةِ
وَالْمُعَايَنَةِ.
Dan sungguh telah tegak berbagai dalil
tentang keberadaan jin secara mutawatir, melalui nash-nash Al-Qur'an dan
hadits-hadits Nabi, serta melalui menyaksikan dan melihat secara langsung.
________________________________________
Mutawatir: Suatu berita yang diriwayatkan oleh
sejumlah besar orang pada setiap tingkat periwayatannya, yang mustahil mereka
bersepakat untuk berdusta. Berita semacam ini menghasilkan keyakinan yang pasti
(ilmu yaqin).
________________________________________
أَمَّا
التَّوَاتُرُ: فَإِنَّ أَخْبَارَ الْأَنْبِيَاءِ قَدْ تَوَاتَرَتْ بِوُجُوْدِ
الْجِنِّ تَوَاتُرًا مَعْلُوْمًا بِالضَّرُوْرَةِ.
Adapun dalil mutawatir: Sesungguhnya
berita-berita dari para Nabi telah sampai secara mutawatir tentang keberadaan
jin, dengan tingkat kemutawatiran yang diketahui secara ḍorūrī.
________________________________________
Makna “diketahui secara ḍorūrī” adalah:
- diketahui secara pasti, tanpa perlu proses berpikir, analisa, atau dalil,
- tidak membutuhkan penelitian atau pembuktian Panjang,
- diketahui oleh semua orang secara alami,
- tidak mungkin seseorang normal tidak mengetahuinya,
- pengetahuan itu masuk ke dalam jiwa secara otomatis, cukup dengan melihat, mendengar, atau mengetahui secara umum dari banyak orang.
________________________________________
وَلَمَّا
كَانَ أَمْرُ الْجِنِّ مُتَوَاتِرًا عَنِ الْأَنْبِيَاءِ تَوَاتُرًا تَعْرِفُهُ
الْخَاصَّةُ وَالْعَامَّةُ، لَمْ يَكُنْ لِطَائِفَةٍ مِنَ الْمُنْتَمِيْنَ إِلٰى
دَعَوَاتِ الْأَنْبِيَاءِ أَنْ تُنْكِرَ وُجُوْدَهُمْ.
Dan karena perkara [keberadaan] jin
telah diriwayatkan secara mutawatir dari para Nabi, sebuah kemutawatiran yang
dikenal baik oleh kalangan khusus (ulama) maupun kalangan awam, maka tidak
pantas bagi satu kelompok pun dari orang-orang yang menisbatkan diri kepada
dakwah para Nabi untuk mengingkari keberadaan mereka.
________________________________________
Menisbatkan diri kepada dakwah para
Nabi berati: mengklaim,
bergabung, mengaku sebagai bagian dari, atau mengikuti dakwah para Nabi.
________________________________________
وَأَمَّا
النُّصُوْصُ وَالْآيَاتُ الْقُرْآنِيَّةُ الَّتِيْ تَدُلُّ عَلٰى وُجُوْدِ
الْجِنِّ فَكَثِيْرَةٌ، نَذْكُرُ مِنْهَا:
Adapun nash-nash dan ayat-ayat Al-Qur'an
yang menunjukkan keberadaan jin sangatlah banyak, di antaranya:
قَوْلُهُ
تَعَالٰى: ﴿وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ﴾ سُوْرَةُ
الذَّارِيَاتِ، الْآيَةُ ٥٦.
Firman Alloh Ta'ala: "Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
وَقَوْلُهُ:
﴿وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ
فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا﴾ سُوْرَةُ الْجِنِّ، الْآيَةُ ٦.
Dan firman Alloh: "Dan
sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari manusia yang meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, maka jin-jin itu menambah bagi
mereka dosa dan kesalahan." (QS. Al-Jinn: 6)
وَقَوْلُهُ
تَعَالٰى: ﴿قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ﴾
سُوْرَةُ الْجِنِّ، الْآيَةُ ١.
Dan firman Alloh Ta'ala: "Katakanlah
[Muhammad], Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan [bacaan
Al-Qur'an]." (QS. Al-Jinn: 1)
وَقَوْلُهُ
تَعَالٰى: ﴿وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ﴾ سُوْرَةُ
الْحِجْرِ، الْآيَةُ ٢٧.
Dan firman Alloh Ta'ala: "Dan
Kami telah menciptakan jin sebelum [Adam] dari api yang sangat panas."
(QS. Al-Hijr: 27)
وَأَمَّا
الْأَحَادِيْثُ النَّبَوِيَّةُ فَمُتَعَدِّدَةٌ، نَذْكُرُ مِنْهَا:
Adapun Hadits-hadits Nabi [yang
membuktikan keberadaan jin] sangatlah banyak, di antaranya:
قَوْلُ
رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اَلْجِنُّ ثَلَاثَةُ
أَصْنَافٍ: فَصِنْفٌ يَطِيْرُ فِي الْهَوَاءِ، وَصِنْفٌ حَيَّاتٌ وَكِلَابٌ،
وَصِنْفٌ يَحُلُّوْنَ وَيَظْعَنُوْنَ». رَوَاهُ الْحَاكِمُ وَالطَّبَرَانِيُّ
وَالبَيْهَقِيُّ فِي الْأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.
Sabda Rosululloh ﷺ: Jin itu ada tiga golongan:
➊ Jin yang selalu beterbangan di udara
(biasanya disebut bangsa kayangan).
➋ Jin yang berwujud dalam bentuk ular
dan anjing (biasanya disebut bangsa siluman).
➌ Jin yang selalu berdiam diri (punya
rumah dan tempat tinggal) dan yang senang bepindah-pindah (nomaden).
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Hakim,
Ath-Thobroni, dan Al-Baihaqi dalam "Al-Asmā' was Shifāt" dengan sanad
yang shohih.
وَأَمَّا
عَنْ مُشَاهَدَةِ الْجِنِّ وَمُعَايَنَتِهِمْ، فَقَدْ قَالَ الْأَعْمَشُ – وَهُوَ
عَالِمٌ جَلِيْلُ القَدْرِ – : تَرُوْحُ إِلَيْنَا جِنِّيٌّ، فَقُلْتُ لَهُ: مَا
أَحَبُّ الطَّعَامِ إِلَيْكُمْ؟ فَقَالَ: الْأَرُزُّ. قَالَ: فَأَتَيْنَاهُمْ
بِهِ، فَجَعَلْتُ أَرٰى اللُّقَمَ تُرْفَعُ وَلَا أَرٰى أَحَدًا. فَقُلْتُ:
فِيْكُمْ مِنْ هٰذِهِ الْأَهْوَاءِ الَّتِيْ فِيْنَا؟ قَالَ: نَعَمْ. فَقُلْتُ:
فَمَا الرَّافِضَةُ فِيْكُمْ؟ قَالُوْا: شَرُّنَا. وَإِسْنَادُ هٰذِهِ الْقِصَّةِ
صَحِيْحٌ إِلَى الْأَعْمَشِ، كَمَا قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْحِجَاجِ
الْمِزِّيُّ.
Adapun tentang menyaksikan dan melihat jin secara langsung, maka Syeh Al-A'masy -seorang ulama yang mulia dan tinggi kedudukannya- telah berkata: Seorang jin pernah datang kepada kami. Maka aku bertanya kepadanya: "Makanan apa yang paling kalian sukai?"
Dia menjawab: "Nasi."
Al-A'masy berkata: "Kami pun menghidangkan nasi kepada mereka. Lalu aku melihat suapan-suapan itu terangkat, namun aku tidak melihat seorang pun [yang mengangkatnya]."
Aku bertanya: "Apakah di antara kalian ada aliran-aliran pemikiran seperti yang ada pada kami?"
Dia menjawab: "Ya [ada]."
Lalu aku bertanya: "Lalu bagaimana kaum Rofidhoh (Syi'ah ekstrim) di antara kalian?"
Mereka menjawab: "Mereka adalah yang terburuk di antara kami."
Dan sanad kisah ini shohih
(terpercaya) sampai kepada Al-A'masy, sebagaimana dinyatakan oleh Al-Hafizh Abu
Al-Hajjaj Al-Mizzi.
إِذَنْ
فَوُجُوْدُ الْجِنِّ أَمْرٌ ثَابِتٌ، دَلَّ عَلٰى ثُبُوْتِهِ التَّوَاتُرُ
وَالْقُرْآنُ وَالسُّنَّةُ، وَالْمُشَاهَدَةُ. وَلٰكِنْ قَدْ يَسْأَلُ سَائِلٌ
فَيَقُوْلُ: وَلٰكِنْ مَنْ هُمُ الْجِنُّ الَّذِيْنَ تُحَاوِلُوْنَ إِثْبَاتَ
وُجُوْدِهِمْ؟ وَالْجَوَابُ عَلٰى ذٰلِكَ مَا يَأْتِيْ:
Dengan demikian, keberadaan jin adalah
suatu hal yang telah tetap dan telah dibuktikan oleh dalil-dalil mutawatir,
Al-Qur'an, Sunnah, serta penyaksian langsung. Namun, terkadang ada yang
bertanya: "Lalu, siapakah sebenarnya jin yang kalian berusaha buktikan
keberadaannya itu?" Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah sebagai
berikut:
مَنْ
هُمُ الْجِنُّ؟ الْجِنُّ مَخْلُوْقٌ مِنْ مَخْلُوْقَاتِ
اللّٰهِ تَعَالٰى، يَفْتَرِقُ عَنِ الْإِنْسَانِ وَالْمَلَكِ، وَلٰكِنْ بَيْنَهُمْ
وَبَيْنَ بَنِيْ آدَمَ قِسْطٌ مُشْتَرَكٌ فِي الصِّفَاتِ، مِثْلَ صِفَةِ الْعَقْلِ
وَالتَّمْيِيْزِ، وَصِفَةِ الْحُرِّيَّةِ وَالْقُدْرَةِ عَلَى الْاِخْتِيَارِ
بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ، وَالصَّوَابِ وَالْخَطَأِ، وَالْخَيْرِ وَالشَّرِّ.
Siapakah Jin Itu? Jin adalah makhluk ciptaan Alloh
Ta'ala yang berbeda dari manusia dan malaikat. Namun, antara mereka dan anak
cucu Adam terdapat sejumlah kesamaan dalam sifat, seperti sifat berakal dan
memiliki daya nalar, serta sifat kebebasan dan kemampuan untuk memilih antara
yang hak dan yang batil, yang benar dan yang salah, serta yang baik dan yang
jahat.
وَيُبَايِنُوْنَ
الْبَشَرَ فِيْ أَشْيَاءَ جَوْهَرِيَّةٍ، أَهَمُّهَا الْأَصْلُ، حَيْثُ إِنَّ
أَصْلَ الْجِنِّ يَخْتَلِفُ عَنْ أَصْلِ الْإِنسِ. وَهٰذَا هُوَ مَوْضُوْعُ
حَدِيْثِنَا فِي النُّقْطَةِ التَّالِيَةِ:
No comments:
Post a Comment
Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.