➊ Kitab Ihya'ul Ulumudin (إِحْيَاءُ الْعُلُوْمُ الدِّيْنِ) karya Imam Ghozali juz 2 hlaman 5:
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَكْرِمُوْا الْخُبْزَ فَإِنَّ اللهَ تَعَالٰى أَنْزَلَهُ مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ وَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْخُبْزِ. وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا وَقَعَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا فَلْيَمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذٰى وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ وَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْمِنْدِيْلِ حَتّٰى يَلْعَقَ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لَا يُدْرٰى فِيْ أَيِّ طَعَامِهِ الْبَرَكَةُ.
Artinya:
Nabi Saw bersabda: "Mulyakanlah roti! Karena sesungguhnya Alloh Ta'ala menurunkan roti dari barokahnya langit. Dan jangnlah mengusap tangan dengan menggunakan roti! " Dan Nabi Saw bersabda: Ketika suapan salah seorang dari kalian jatuh, maka ambillah suapan itu, lalu singkirkanlah kotoran yang ada pada suapan itu, dan janganlah meninggalkannya untuk Syetan, dan jangalah pula mengusap tangan dengan sapu tangan sehingga ia menjilati jari-jemarinya. Karena sesungguhnya tiada diketahui dalam makanan yang mana barokah itu berada."
➋ Kitab Faidhul Qodir (فَيْضُ الْقْدِيْرِ) juz 2 halaman 117:
(أَكْرِمُوْا الْخُبْزَ فَإِنَّ اللهَ تَعَالٰى أَنْزَلَهُ مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ) يَعْنِيْ الْمَطَرِ (وَأَخْرَجَهُ مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ) أَيْ مِنْ نَبَاتِهَا وَذٰلِكَ لِأَنَّ الْخُبْزَ غِذَاءُ الْبَدَنِ وَالْغِذَاءُ قِوَامُ الْأَرْوَاحِ وَقَدْ شَرَّفَهُ اللهُ وَجَعَلَهُ مِنْ أَشْرَفِ الْأَرْزَاقِ وَأَنْزَلَهُ مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ نِعْمَةً مِنْهُ فَمَنْ رَمٰى بِهِ أَوْ طَرَفَهُ مَطْرَحَ الرَّفْضِ وَالْهَوَانِ فَقَدْ سَخَطَ النِّعْمَةَ وَكَفَرَهَا وَإِذَا جَفَا الْعَبْدُ نِعْمَةً نَفَرَتْ مِنْهُ وَإِذَا نَفَرَتْ مِنْهُ لَمْ تَكُدْ تَرْجِعُ.
Artinya:
(Muliakanlah roti, karena Alloh telah menurunkannya dari barokahnya langit) yaitu hujan (dan mengeluarkannya dari barokahnya bumi) yaitu dari tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi. Dan hal itu dikarenakan sesungguhnya roti merupakan makanan pokok bagi badan, dan makanan pokok itu merupakan pondasi bagi ruh [nyawa]. Sunnguh Alloh telah memuliakannya dan menjadikannya termasuk dari jenis rizqi yang paling utama. Dan Alloh telah menurunkannya dari barokahnya langit sebagai bentuk nikmat dari-Nya. Barang siapa melempar atau membuangnya dengan leparan menolak dan merendahkan, maka benar-benar dia telah membenci sebuah nikmat dan mengingkarinya. Dan tatkala seorang hamba itu bengis terhadap sebuah nikmat, maka nikmat itu akan berlari darinya, dan ketika nikmat telah lari darinya, maka nikmat itu tidak akan mendekat dan kembali [padanya].
➌ Kitab Ihya'ul Ulumudin (إِحْيَاءُ الْعُلُوْمُ الدِّيْنِ) karya Imam Ghozali juz 2 hlaman 6:
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَكَلَ مَا يَسْقُطُ مِنَ الْمَائِدَةِ عَاشَ فِيْ سَعَةٍ وَعُوْفِيَ فِيْ وَلَدِهِ. حَدِيْثُ "مَنْ أَكَلَ مَا يَسْقُطُ مِنَ الْمَائِدَةِ عَاشَ فِيْ سَعَةٍ وَعُوْفِيَ فِيْ وَلَدِهِ" أَخْرَجَهُ أَبُو الشَّيْخِ فِيْ كِتابِ الثَّوَابِ مِنْ حَدِيْثِ جَابِرٍ بِلَفْظِ أَمِنَ مِنَ الْفَقْرِ.
Artinya:
Nabi Saw bersabda: "Barang siapa memakan makanan yang rontok dari jenisnya makanan, maka dia akan diberi kebutuhan hidup dalam kelapangan dan diselamatkan anak turunnya." Hadis "Barang siapa memakan makanan yang rontok dari jenisnya makanan, maka dia akan diberi kebutuhan hidup dalam kelapangan dan diselamatkan anak turunnya" ini dikeluarkan (diriwayatkan) oleh Imam Abu Syekh dalam kitab ats-Tsawab dari sahabat Jabir dengan memakai lafadz "aman dari kefaqiran".
No comments:
Post a Comment
Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.