Friday, May 7, 2021

TERJEMAH KASYIFATUS SAJA Bag.43



وَأَنَّهُمْ مَعْصُوْمُوْنَ مِنَ الْوُقُوْعِ فِيْ مُحَرَّمٍ أَوْ مَكْرُوْهٍ وَأَنَّهُمْ مُبَلِّغُوْنَ مَا أُمِرُوْا بِتَبْلِيْغِهِ لِلْخَلْقِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ أَحْكَامًا
Dan sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang terpelihara dari terjerumus dalam perkara yang diharamkan atau makruh. Dan sesungguhnya mereka adalah para penyampai perkara yang mereka diperintahkan untuk menyampaikannya kepada makhluk, meskipun bukan berupa hukum-hukum [syari'at].

وَأَنَّهُمْ حَاذِقُوْنَ بِحَيْثُ يَكُوْنُ فِيْهِمْ قُدْرَةٌ عَلٰى إِلْزَامِ الْخُصُوْمِ وَمُحَاجَجَتِهِمْ وَإِبْطَالِ دَعَاوِيْهِمْ
Dan sesungguhnya para Rosul adalah orang-orang yang cerdas, dimana pada diri mereka terdapat suatu kemampuan untuk menghadapi para musuh (para pengingkar), beradu argumentasi dengan mereka, dan membatalkan berbagai pengakuan [pernyataan sesat] mereka.
 
فَهٰذِهِ الصِّفَاتُ الْأَرْبَعَةُ تَجِبُ لِلْمُرْسَلِيْنَ
Maka empat sifat ini wajib ada bagi diri para Rosul.

وَأَمَّا الْأَنْبِيَاءُ غَيْرُ الْمُرْسَلِيْنَ فَلَا يَكُوْنُوْنَ مُبَلِّغِيْنَ وَإِنَّمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ أَنْ يُبَلِّغُوْا النَّاسَ أَنَّهُمْ أَنْبِيَاءٌ لِيُحْتَرَمُوْا
Dan adapun para Nabi, yang bukan para Rosul, maka keadaan mereka adalah bukan sebagai para penyampai, dan sesungguhnya yang wajib bagi mereka hanyalah menyampaikan kepada manusia bahwa mereka adalah para Nabi agar manusia menghormati mereka.

وَالصَّحِيْحُ فِيْهِمْ الْإِمْسَاكُ عَنْ حَصْرِهِمْ فِيْ عَدَدٍ لِأَنَّهُ رُبَّمَا أَدّٰى إِلٰى إِثْبَاتِ النُّبُوَّةِ وَالرِّسَالَةِ لِمَنْ لَيْسَ كَذٰلِكَ فِي الْوَاقِعِ أَوْ إِلٰى نَفْيِ ذٰلِكَ عَمَّنْ هُوَ كَذٰلِكَ فِي الْوَاقِعِ
Dan hal yang benar mengenai mereka (para Rosul dan para Nabi), adalah menahan diri dari membatasi mereka dalam bilangan [jumlah tertentu]. Karena sesungguhnya terkadang hal itu (membatasi jumlah mereka), dapat mengantarkan kepada penetapan kenabian dan kerosulan kepada orang yang bukan seperti itu (bukan Nabi atau bukan Rosul) pada kenyataannya, atau [dapat mengantarkan] kepada peniadaan hal [kerosulan atau kenabian] itu dari orang yang seperti itu (sebagai rosul atau nabi), dalam kenyataannya.

فَيَجِبُ التَّصْدِيْقُ بِأَنَّ لِلّٰهِ رُسُلًا وَأَنْبِيَاءً عَلَى الْإِجْمَالِ
Maka wajib mempercayai bahwa Alloh memiliki para rosul dan para Nabi secara global [saja].
 
 قَالَ السُّحَيْمِيُّ نَعَمْ يَجِبُ عَلَى الْمُؤْمِنِ أَنْ يَعْلَمَ وَيُعَلِّمَ صِبْيَانَهُ وَنِسَاءَهُ وَخَدَمَهُ أَسْمَاءَ الرُّسُلِ الْمَذْكُوْرِيْنَ فِي الْقُرْآنِ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا بِهِ وَيُصَدِّقُوْا بِجَمِيْعِهِمْ تَفْصِيْلًا وَأَنْ لَا يَظُنُّوْا أَنَّ الْوَاجِبَ عَلَيْهِمُ الْإِيْمَانُ بِمُحَمَّدٍ فَقَطْ
 Syeh As-suhaimi berkata: "Ya, wajib bagi orang yang beriman agar ia mengetahui dan memberitahu (mengajarkan) anak-anaknya, para istrinya dan para pembantunya tentang nama-nama para Rosul yang disebutkan di dalam Al-Qur'an hingga mereka beriman dengannya, dan mempercayai kepada semuanya secara terperinci, dan [mengajarkan] agar mereka tidak boleh menyangka bahwa yang wajib bagi mereka hanyalah beriman kepada Nabi Muhammad saja
 
 فَإِنَّ الْإِيْمَانَ بِجَمِيْعِ الْأَنْبِيَاءِ سَوَاءٌ ذُكِرَ اِسْمُهُمْ فِي الْقُرْآنِ أَوْ لَمْ يُذْكَرْ وَاجِبٌ عَلٰى كُلِّ مُكَلَّفٍ
 Karena sesungguhnya beriman kepada semua para Nabi, sama saja disebutkan nama mereka di dalam Al-Qur'an ataupun tidak disebutkan, adalah hal yang wajib bagi setiap mukallaf (orang yang terkena pembebanan hukum).
 
 وَهُمْ أَيِ الْمَذْكُوْرُوْنَ فِي الْقُرْآنِ سِتَّةٌ وَعِشْرُوْنَ أَوْ خَمْسَةٌ وَعِشْرُوْنَ وَنَظَمْتُهَا فَقُلْتُ
 Dan mereka, yakni para Rosul yang disebutkan dalam Al-Qur'an, itu ada 26 orang atau 25 orang. Dan aku (Syeh As-suhaimi) telah menadzomkannya, maka aku mengatakan:
 
 أَسْمَاءُ رُسُلٍ بِقُرْآنٍ عَلَيْكَ تَجِبْ ۞ كَآدَمَ زَكَرِيَّا بَعْدَ يُوْنُسِهِمْ
Nama-nama para Rosul terdapat di Al-Qur'an, bagimu wajib [untuk mengetahuinya] ۞ seperti Adam, Zakaria, setelah Yunus yang tergolong diantara mereka 

نُوْحٍ وَإِدْرِيْسٍ إِبْرَاهِيْمَ وَإِلْيَسَعَ ۞ اِسْحٰقٍ يَعْقُوْبَ اِسْمٰعِيْلَ صَالِحِهِمْ
Nuh dan Idris, Ibrohim dan Ilyasa' ۞ Ishaq, Ya'qub, Isma'il, Sholih yang termasuk diantara mereka

أَيُّوْبَ هٰرُوْنَ مُوْسٰى مَعَ شُعَيْبِهِمْ ۞ دَاوُدَ هُوْدٍ عُزَيْرٍ ثُمَّ يُوْسُفِهِمْ
Ayyub, Harun, Musa, serta Syu'aib diantara mereka ۞ Daud, Hud, 'Uzair, kemudian Yusuf yang tergolong diantara mereka

لُوْطٍ وَإِلْيَاسَ ذِي الْكِفْلِ أَوِ اتَّحَدَا ۞ يَحْيٰى سُلَيْمَانَ عِيْسٰى مَعَ مُحَمَّدِهِمْ
Luth, Ilyas, Dzulkifli, atau keduanya (Ilyas dan Dzulkifli) adalah tunggal (satu orang) ۞ Yahya, Sulaiman, Isa, serta Muhammad yang termasuk diantara mereka
 
هٰذَا مِنْ بَحْرِ الْبَسِيْطِ
[Ba'it-ba'it sya'ir di atas] ini adalah dari bahar basith (yaitu bahar yang berwazan مُسْتَفْعِلُنْ فَاعِلُنْ  empat kali).

وَمَعْنَى اتَّحَدَا أَنَّ ذَا الْكِفْلِ قِيْلَ هُوَ إِلْيَاسُ وَقِيْلَ يُوْشَعُ وَقِيْلَ زَكَرِيَّا
Dan arti kata اتَّحَدَا (tunggal) adalah bahwa Nabi Dzulkifli dikatakan [oleh satu pendapat]: "Beliau adalah Nabi Ilyas."