Wednesday, March 18, 2015

HUKUM BERMADZHAB (MUKTAMAR NU KE-1 NO.1)

Pertanyaan : 
Wajibkah bagi umat Islam mengikuti salah satu dari empat Madzhab?
Jawab : 
Pada masa sekarang, wajib bagi umat Islam mengikuti salah satu dari empat Madzhab yang tersohor dan aliran Madzhabnya telah dikodifikasi (mudawwam). Empat Madzhab itu ialah :
·      Madzhab Hanafi. Yaitu Madzhab Imam Abu Hanifah al-Nu'man bin Tsabit, lahir di Madinah pada tahun 80 H dan meninggal pada tahun 150 H.
·      Madzhab Maliki. Yaitu Madzhab Imam Malik bin Anas bin Malik, lahir di Kufah pada tahun 90 H dan meninggal pada tahun 179 H.
·      Madzhab Syafi'i. Yaitu Madzhab Imam Abu Abdillah bin Idris bin Syafi'i, lahir di Gazza pada tahun 150 H dan meninggal pada tahun 204 H.
·      Madzhab Hambali. Yaitu Madzhab Imam Ahmad bin Hanbal, lahir di Marwaz pada tahun 164 H dan meninggal pada tahun 241 H.
 REFERENSI :
[1]. al-Mizan al-Kubro
كَانَ سَيِّدِيْ عَلِيٌّ الْخَوَّاصُ رَحِمَهُ اللهُ إِذَا سَأَلَهُ إِنْسَانٌ عَنِ التَّقَيُّدِ بِمَذْهَبٍ مُعَيَّنٍ الْآنَ هَلْ هُوَ وَاجِبٌ أَوْ لاَ. يَقُوْلُ لَهُ يَجِبُ عَلَيْكَ التَّقَيُّدُ بِمَذْهَبٍ مَا دُمْتَ لَمْ تَصِلْ إِلَى شُهُوْدِ عَيْنِ الشَّرِيْعَةِ الْأُوْلَى خَوْفًا مِنَ الوُقُوْعِ فِى الضَّلَالِ وَعَلَيْهِ عَمَلُ النَّاسِ الْيَوْمَ
Artinya :
Jika tuanku yang mulia Ali al-Khawash r.h. ditanya oleh seseorang tentang mengikuti Madzhab tertentu sekarang ini, apakah wajib atau tidak? Beliau berkata : "Anda harus mengikuti suatu madzhab selama Anda belum sampai mengetahui inti agama, karena khawatir terjatuh pada kesesatan". Dan begitulah yang harus diamalkan oleh orang zaman sekarang ini.
______________‘Abdul Wahhab asy-Sya’rani, al-Mizanul Kubra, (Mesir: Maktabah Musthofa al-Halabi, t.th), Cet I, Juz 1, halaman 34.
______________
[2]. Al-Fatawa al-Kubro

وَبِأَنَّ التَّقْلِيْدَ مُتَعَيَّنٌ لِلأَئِمَّةِ اْلأَرْبَعَةِ. وَقَالَ لِأَنَّ مَذَاهِبَهُمْ اِنْتَشَرَتْ حَتَّى ظَهَرَ تَقْيِيْدُ مُطْلَقِهَا وَتَخْصِيْصُ عَامِّهَا بِخِلاَفِ غَيْرِهِمْ
Artinya :
Sesungguhnya bertaklid (mengikuti suatu mazhab) itu tertentu kepada imam yang empat (Maliki, Syafi’i, Hanafi, Hanbali), karena mazhab-mazhab mereka telah tersebar luas sehingga nampak jelas pembatasan hukum yang bersifat mutlak dan pengkhususan hukum yang bersifat umum, berbeda dengan mazhab-mazhab yang lain. 
____________________
Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawal Kubra al-Fiqhiyyah, (Beirut: Darul Fikr, 1403/1983), Jilid IV, hal. 307.
____________________
[3]. Sullam al-Wushul
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ”اِتَّبِعُوْا السَّوَادَ اْلأَعْظَمَ“. وَلَمَّا انْدَرَسَتْ الْمَذَاهِبُ الْحَقَّةُ بِانْقِرَاضِ أَئِمَّتِهَا إِلاَّ الْمَذَاهِبَ اْلأَرْبَعَةَ الَّتِى اِنْتَشَرَتْ أَتْبَاعُهَا كَانَ اِتِّبَاعُهَا اِتِّبَاعًا لِلسَّوَادِ اْلأَعْظَمِ وَالْخُرُوْجُ عَنْهَا خُرُوْجًا عَنِ السَّوَادِ اْلأَعْظَمِ
Artinya :
Nabi Saw. bersabda: “Ikutilah mayoritas (umat Islam)”. Dan ketika mazhab-mazhab yang benar telah tiada, dengan wafatnya para imamnya, kecuali empat mazhab yang pengikutnya tersebar luas, maka mengikutinya berarti mengikuti mayoritas, dan keluar dari mazhab empat tersebut berarti keluar dari mayoritas.
___________________Muhammad Bahith al-Muti’i, Sullamul Wushul Syarh Nihayatus Sul, (Mesir: Bahrul Ulum, t. th.), Jilid III, h. 921 dan Jilid IV, h. 580 dan 581, ibarah ini pada Jilid III Hadits itu sebagai dasar Ijma’ dan ibarah pada Jilid IV dimaksud merupakan kesimpulan tentang al-istifta’. Tentang Hadits ini selengkapnya adalah:
إِنَّ أُمَّتِيْ لاَ تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلَالَةٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُ الْإِخْتِلَافَ فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ
"Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat atas kesesatan, jika kamu melihat suatu perbedaan maka wajib bagimu mengikuti as-sawadul a’zham" (HR. Ibnu Majah dari Anas ibn Malik). Ibarah ini sesungguhnya terdapat pada kitab ‘Iqdul Jid fi Ahkamil Ijtihad karya Syekh Ahmad Waliyullah al-Dahlawi, Cet. Cairo: al-Matba’ah as-Salafiyah, 1965 M, h. 13. Untuk pengertian yang sama dapat dirujuk pula kepada pendapat Fakhruddin Muhammad ar-Razi dalam kitabnya al-Mahshul fi Ilmi Ushulil Fiqh, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, 1408 H/1988 M), Cet. ke-1, Juz II, hal. 535-540.
___________________
اِنْدَرَسَ = terhapus, hilang bekasnya
اَلْاِنْقِرَاضُ = sirno, kemusnahan, kepadaman
=========
Sumber :
Buku MUKTAMAR NU hlm: 2

No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.