Saturday, April 10, 2021

PASUKAN CAHAYA Vs PASUKAN KEGELAPAN

Dalam kitab Munyatul Faqir (مُنْيَةُ الْفَقِيْرِ) ---karya Imam Abdul Qodir al-Kauhaniy--- halaman 85 terdapat keterangan sebagai berikut:

 

أَنَّ الْمُرِيْدَ إِذَا الْتَقٰى بِالشَّيْخِ وَأَخَذَ عَنْهُ جَاءَ جُنْدُ النُّوْرِ يُرِيْدُ أَنْ يُخْرِجَ جُنْدَ الظُّلْمَةِ مِنْ مَدِيْنَةِ الْقَلْبِ وَيُرِيْدُ جُنْدُ الظُّلْمَةِ الْبَقَاءَ فِيْ وَطَنِهِ فَيَشْتَغِلُ الْحَرْبُ بَيْنَهُمَا وَهٰذَا سَبَبُ اضْطِرَابِ الظَّاهِرِ وَتَوَارُدِ الْأَحْوَالِ عَلَيْهِ. وَذِكْرُ اللِّسَانِ كَالْمِدْفَعِ يَرْمِيْ عَلَيْهِ مِنْ خَارِجٍ. فَإِذَا دَخَلَ الذِّكْرُ مَعَهُ الْقَلْبَ وَخَالَطَ مَعَهُ الْبَلَدَ سَكَتَ اللِّسَانُ وَمَا بَقِيَ إِلَّا السُّيُوْفُ تَضْرِبُ ثُمَّ يَخْرُجُ جُنْدُ الظُّلْمَةِ مِنَ الْقَلْبِ وَيَرْتَاحُ الْقَلْبُ مِنْ تَعَبِ التَّدْبِيْرِ وَالْإِخْتِيَارِ وَأَحْوَالِ الدُّنْيَا. وَيَسْكُنُ الظَّاهِرُ أَيْضًا مِنْ تَعَبِ الْمُجَاهَدَةِ. وَقَدْ يَنْزِلُ جُنْدُ النُّوْرِ عَلٰى جُنْدِ الظُّلْمَةِ فَلَا يَقْدِرُ عَلٰى إِخْرَاجِهِ مِنَ الْقَلْبِ فَيَرْتَحِلُ النُّوْرُ مِنْ حَيْثُ جَاءَ وَيَسْكُنُ الظَّاهِرُ عَلٰى جُنْدِ الظُّلْمَةِ وَيَبْقٰى الْبَاطِنُ مَتْعُوْبًا كَمَا كَانَ.

Artinya:

Sesungguhnya seorang murid apabila ia telah bertemu dengan seorang Syekh (guru mursyid) dan telah menimba ilmu darinya, maka akan datang pasukan cahaya yang ingin mengeluarkan pasukan kegelapan dari perkotaan hati. Namun [karena] pasukan kegelapan ingin tetap ada di tempat tinggalnya (hati). Maka berkobarlah peperangan antara dua pasukan tersebut. Dan pertempuran inilah penyebab tergoncangnya lahiriah (anggota tubuh lahir) seorang murid serta datang silih bergantinya berbagai perubahan kondisi atas hatinya. 

Dan berdzikir dengan lisan itu seperti meriam (senapan mesin) yang bisa menembakkan peluru untuk menembus hati dari luar. Lalu ketika dzikir dengan lisan itu telah menembus masuk ke dalam hati dan telah meresap di perkampungan hati, maka lidah akan terdiam membisu dan tidak ada lagi yang tersisa kecuali pedang-pedang berkilatan yang terus menerus menebas kegelapan di dalam hati. Kemudian pasukan kegelapan pun akan keluar dari kerajaan hati, sehingga hati bisa beristirahat dari payahnya mengatur rencana-rencana, mengusahakan kerajaannya dan [dari payahnya memikirkan perubahan] situasi-situasi dunia. Dan lahiriah pun turut merasa tenang dari payahnya mujahadah (memerangi hawa nafsu). 

Terkadang pasukan cahaya menyerang pasukan kegelapan, namun pasukan cahaya tidak mampu mengeluarkan pasukan kegelapan dari dalam hati. Sehingga berbaliklah pasukan cahaya itu kembali ke asal kedatangannya. Maka lahiriah merasa tenang di bawah kekuasaan pasukan kegelapan, sementara batin masih merasakan kepayahan sebagaimana adanya semula.

No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.