Monday, October 3, 2016

Muqoddimah Tafsir Maroh Labid

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
  
اَلْحَمدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ تَوَاضَعَ كُلُّ شَيْءٍ لِعَظَمَتِهِ، وَذَلَّ كُلُّ شَيْءٍ لِعِزَّتِهِ، وَاسْتَسْلَمَ كُلُّ شَيْءٍ لِقُدرَتِهِ، وَخَضَعَ كُلُّ شَيْءٍ لِمُلْكِهِ. فَسُبْحَانَ اللهِ شَارَعَ الْأَحْكَامَ الْمُمَيِّزَ بَيْنَ الْحَلَالِ وَالْحَرَامِ. أَحْمَدُهُ عَلٰى مَا فَتَحَ مِنْ غَوَامِضِ الْعُلُوْمِ بِإِخْرَاجِ الْأَفْهَامِ.

Segala puji bagi Alloh yang segala sesuatu merendahkan diri di hadapan kebesaran-Nya, merasa hina di hadapan keagungan-Nya, berserah diri kepada kekuasan-Nya, serta tunduk patuh di dalam kerajaan-Nya. Maka, Maha Suci Alloh yang telah mensyariatkan hukum-hukum yang membedakan antara yang halal dan yang haram. Ku panjatkan segala puji kepada-Nya atas segala ilmu samar yang telah dibukakan-Nya dengan mengeluarkan segala kepahaman [sehingga menjadi mudah dipahami].

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ أَزَالَ بَيَانَهُ كُلَّ إِبْهَامٍ، وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُولِي الْمَنَاقِبِ وَالْأَحْلَامِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مَا دَامَتِ الْأَيَّامِ.
Semoga sholawat (rahmat) dan salam (kesejahteraan) terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang keterangannya dapat melenyapkan segala kesamaran, dan semoga pula terlimpahkan kepada keluarga dan para sahabatnya yang mempunyai perjalanan hidup yang terpuji dan kemurahan hati, dengan sholawat dan salam yang abadi sepanjang hari.

﴿أَمَّا بَعْدُ فَيَقُولُ أَحْقَرُ الْوَرٰى مُحَمَّدٌ نَوَوِيٌّ قَدْ أَمَرَنِيْ بَعْضُ الْأَعِزَّةِ عِنْدِيْ أَنْ أَكْتُبَ تَفْسِيْرًا لِلْقُرْآنِ الْمَجِيْدِ فَتَرَدَّدْتُ فِيْ ذٰلِكَ زَمَانً طَوِيْلًا خَوْفًا مِنَ الدُّخُوْلِ فِيْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

Adapun setelah itu﴿Manusia yang paling rendah, Syekh Muhammad Nawawi, mengatakan bahwa sebagian ulama yang kuhormati telah menganjurkan kepadaku agar aku menulis sebuah tafsir [yang menerangkan makna-makna] Al-Qur'an yang mulia. Pada mulanya aku ragu untuk melakukannya. Hal ini berlangsung cukup lama karena kekhawatiranku akan ancaman yang terkandung dalam sabda Nabi Saw [yang mengatakan]:

"مَنْ قَالَ فِي الْقُرآنِ بِرَأْيِهِ فَأَصَابَ فَقَدْ أَخْطَأَ". وَفِيْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"Barang siapa yang membicarakan Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri, kendati ia benar, namun sesungguhnya dia telah keliru". Dan [disebutkan] dalam sabda Nabi Saw lainnya:

"مَنْ قَالَ فِي الْقُرآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ".
"Barang siapa yang membicarakan Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri, hendaklah ia bersiap-siap untuk menempati kedudukannya di dalam neraka".

فَأَجَبْتُهُمْ إِلٰى ذٰلِكَ لِلْاِقْتِدَاءِ بِالسَّلَفِ فِيْ تَدْوِيْنِ الْعِلْمِ إِبْقَاءً عَلَى الْخَلْقِ وَلَيْسَ عَلٰى فِعْلِيْ مَزِيْدٌ وَلٰكِنْ لِكُلِّ زَمَانٍ تَجْدِيْدٌ. وَلِيَكُوْنَ ذٰلِكَ عَوْنًا لِيْ وَلِلْقَاصِرِيْنَ مِثْلِيْ وَأَخَذْتُهُ مِنَ الْفُتُوْحَاتِ الِإِلٰهِيَّةِ وَمِنْ مَفَاتِيْحِ الْغَيْبِ وَمِنَ السِّرَاجِ الْمُنِيْرِ وَمِنْ تَنْوِيْرِ الْمِقْبَاسِ وَمِنْ تَفْسِيْرِ أَبِي السُّعُوْدِ.
Pada akhirnya kupenuhi anjuran itu karena mengikuti jejak ulama Salaf yang selalu membukakan ilmu agar dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya. Selain itu, yang kulakukan tidak menambah sesuatu pun. Akan tetapi, setiap zaman menuntut adanya pembaharuan dan agar usahaku ini dapat membantuku untuk mengingat-ingat kembali yang telah kupelajari,  dan dapat membantu orang-orang yang lalai seperti diriku ini. Dan yang menjadi rujukanku dalam menulis kitab tafsir ini adalah: Tafsir Al-Futuhatul Ilahiyyah (syarah Tafsir Jalalain), Tafsir Mafatihul Gaib, As-Sirojul Munir, Tanwirul Miqbas (tafsir Ibnu 'Abbas) danTafsir Abu Su'ud.

وَسَمَّيْتُهُ مَعَ الْمُوَافَقَةِ لِتَارِخِيْهِ "مَرَاحٌ لَبِيْدٌ لِكَشْفِ مَعْنٰى قُرْآنٍ مَجِيْدٍ". وَعَلَى الْكَرِيْمِ الْفَتَّاحِ اِعْتِمَادِيْ، وَإِلَيْهِ تَفْوِيْضِيْ وَاسْتِنَادِيْ. وَالْآنَ أَشْرَعُ بِحُسْنِ تَوْفِيْقِهِ وَهُوَ الْمُعِيْنُ لِكُلِّ مَنْ لَجَأَ بِهِ.
Tafsir ini sesuai dengan latar belakang penulisannya, aku beri nama dengan "Maroh Labiid (Terminal Burung, atau dengan kata lain: tempat peristiharatan yang nyaman bagi orang-orang yang datang dan pergi) Likasyfi Ma'na Qur'aanim Majiid (untuk menyingkap makna Al-Qur'an yang mulia)". Hanya kepada Tuhan Yang Maha Mulia lagi Maha Memutuskan aku berpegang teguh, hanya kepada-Nya pula aku berserah diri dan bersandar. Dan sekarang kumulai pembahasan tafsir berkat kebaikan taufik-Nya. Dia-lah yang selalu membantu dan menolong setiap orang yang berlindung kepada-Nya.

==========
Sumber:  
Tafsir Al-Munir / Maroh Labid karya Syeh Nawawi Banten
==========

No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.