Thursday, May 19, 2022

TERJEMAH JAUHARUT TAUHID Bag.4

Pengenalan Permata Ilmu Tauhid, Roja, Thoma', Tsawab, Derajat-derajat Ikhlas


وَهٰذِهِ أُرْجُوْزَةٌ لَقَّبْتُهَا ☼ جَوْهَرَةَ التَّوْحِيْدِ قَدْ هَذَّبْتُهَا

وَاللّٰهَ أَرْجُوْ فِي الْقَبُوْلِ نَافِعًا ☼ بِهَا مُرِيْدًا فِي الثَّوَابِ طَامِعًا

“Dan inilah satu manzumah berbahar rojaz yang aku gelari ☼ dengan “Permata Ilmu Tauhid” karena aku telah membersihkannya.

Dan hanya kepada Alloh aku bermohon agar kiranya dia dapat diterima serta memberikan manfaat  dengan sebab manzumah ini kepada para peminat yang sangat rakus terhadap pahala”.

    Jumlah bait daripada manzumah ini adalah 144. Pengarang memberinya nama dengan جَوْهَرُ التَّوْحِيْدِ = “Permata Ilmu Tauhid” karena dia telah membersihkannya serta meluruskannya dari segala macam keraguan, akidah-akidah yang rusak dan pembahasan panjang lebar yang bertele-tele.

    Lafaz ar-Roja' (اَلرَّجَاءُmenurut bahasa maknanya adalah harapan atau cita- cita. Sedangkan menurut istilah adalah terkaitnya hati dengan sesuatu yang disukai beserta menjalankan sebab-sebab untuk mendapatkannya. Contohnya adalah mengharapkan surga dengan jalan meninggalkan kemaksiatan dan melaksanakan ketaatan. Syeh Khotib menyebutkan satu Hadits Qudsi dalam tafsirnya:

مَا اَقَلَّ حَيَاءً مِنْ اَنْ يَطْمَعَ فِيْ جَنَّتِيْ بِغَيْرِ عَمَلٍ كَيْفَ اَجُوْدُ بِرَحْمَتِيْ عَلٰى مَنْ بَخِلَ بِطَاعَتِيْ

“Alangkah tidak tahu malunya orang yang mengharapkan surga-Ku dengan tidak beramal. Bagaimana Aku akan dermawan dengan rahmat-Ku kepada orang yang bakhil dengan ketaatan pada-Ku”.

    At-Thoma' (اَلطَّمَعُadalah pengharapan secara berlebihan. Sedangkan ats-Tsawab (اَلثَّوَابُadalah satu ukuran berupa ganjaran yang diketahui oleh Alloh Swt. yang dipersiapkan bagi siapapun dari hamba-Nya yang Dia kehendaki dalam rangka mengimbangi amalan-amalan mereka yang baik dengan semata-mata atas kehendak-Nya, bukan dengan ijab, bukan pula dengan wujub.¹

    Bukan dengan ijab artinya adalah bukan dengan ta'lil (terjadinya sesuatu dengan adanya sebab) yakni bahwa pahala itu terbit dari zat Alloh dengan terpaksa seperti gerakan cincin yang terbit dari gerakan jari tangan. Pemberian pahala dengan ijab adalah pendapat golongan falasifah.

    Bukan dengan wujub artinya bahwa pemberian pahala itu bukanlah satu kewajiban atas Alloh Swt. sebagaimana dikatakan oleh Muktazilah.²

    Apa yang disampaikan oleh pengarang dalam baitnya di atas mengandung isyarat bahwa beramal karena Alloh beserta menghendaki pahala adalah jaiz meski yang selainnya adalah lebih sempurna karena derajat-derajat ikhlas itu ada tiga:

1.  Al-'Ulya yakni seseorang beramal semata-mata karena Alloh dalam rangka melaksanakan perintah-Nya serta tegak beribadah kepada-Nya.

2.  Al-Wustho yakni seseorang beramal karena hendak mencari pahala dan menghindarkan diri dari siksa.

3.    Ad-Dun-ya yakni seseorang beramal dengan tujuan agar Alloh memuliakannya di dunia dan selamat dari bencana-Nya.

    Selain derajat yang tiga ini adalah riya' meski jenisnya berbeda-beda. Demikian dikatakan oleh Syaikhul Islam dalam penjelasan kitab Risalah al-Qusyairiyah.



¹ Masalah ijab dan wujub ini akan ditegaskan kembali dalam bait tersendiri no. 50.

² Penolakan pengarang tentang pendapat Muktazilah ini terdapat pada bait no. 51.

No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.