Sunday, March 3, 2019

NABI KHIDHIR MENGAJARKAN ILMU KEPADA IMAM QUSYAIRI

Tatkala Abul Qosim al-Qusyairi baru meninggalkan kampung halamannya untuk menuntut ilmu ke Bukhoro, sejenak ia teringat betapa pakaian yang dikenakannya terkena percikan najis saat ia bekerja membantu ibunya di rumah. Ia berhenti dan berkata kepada teman seperjalanannya: "Sahabatku, sebentar ... aku hendak pulang ke rumah dan akan segera kembali kemari, tapi engkau boleh pergi terlebih dahulu. Karena aku teringat bajuku yang najis ini. Bila aku tidak menggantinya, aku takut najis ini akan mengotoriku sampai di negeri Bukara. Kalau masih begitu kadaanku, aku khawatur ilmu-ilmu yang aku pelajari dari guru kita di sana akan menjadi penutup jalan menuju hidayah Alloh, sehingga aku tersesat karenanya. Semoga aku dihindarkan dari hal yang demikian." 

Maka pulanglah Abul Qosim al-Qusyairi ke rumahnya dan mendapati ibunya berdiri di depan pintu menyambut kedatangannya dan memeluknya seraya berkata: "Alhamdulillah ..." karena ibunya menunggu kepulangan anak satu-satunya yang ia sayangi. 

Dikisahkan, kemudian Nabi Khidir as. diperintahkan oleh Alloh untuk menemui Abul Qosim al-Qusyairi, "Temuilah Abul Qosim al-Qusyairi, putera ibu yang sholihah itu, dan ajarkanlah ilmu-ilmu yang telah kau pelajari dari Abu Hanifah kepadanya, karena dia pergi merantau atas jalan yang direstui ibunya!" 

Selanjutnya Nabi Khidir as. menemui Abul Qosim al-Qusyairi guna menurunkan ilmu-ilmu fiqih. Dia berkata: "Engkau berniat melakukan safar (sebutan dalam dunia tasawuf bagi orang yang meninggalkan tempat kelahiran ke negeri yang jauh dengan niat menuntut ilmu) bersama temanmu untuk mencari ilmu dengan membiarkan ibumu sendirian di kampung ini. Maka biarkanlah aku akan mendatangimu setiap hari dan kau akan belajar bersamaku." 

Sejak pertemuan pertama kali antara Nabi Khidir as. dengan Abul Qosim itu, Nabi Khidir as. datang lagi pada keesokan harinya dan hari-hari berikutnya. Demikian berlangsung selama 3 tahun. Sesudah menyerap ilmu-ilmu dari Nabi Khidir as. selama 3 tahun, selanjutnya di sepanjang hidupnya ia mampu menulis seribu kitab yang berisikan bermacam-macam jenis ilmu. 

Nabi Khidir as. belajar ilmu-ilmu fiqih kepada Abu Hanifah selama 30 tahun, sedangkan Abul Qosim al-Qusyairi menyerap ilmu-ilmu tersebut hanya dalam tempo 3 tahun. Apakah karena Nabi Khidir as. mempunyai metode pengajaran yang efektif dengan segala kelebihan yang diberikan Alloh swt. atau Abul Qosim al-Qusyairi yang memang benar-benar jenius?

No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.