Thursday, February 8, 2018

KEMATIAN ABDULLAH BIN SALAM

Kisah ini diriwayatkan oleh sahabat Ali ra.. Suatu hari ketika para sahabat berkumpul bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba datang seorang laki-laki, ia segera mendekati Rasul dan melaporkan bahwa telah terjadi sesuatu, "Ya Rasulullah, sesungguhnya Abdullah bin Salam sangat mengharapkan kedatanganmu saat ini, dia juga ingin berpamitarn kepada baginda untuk yang terakhir kalinya, saat ini dia dalam keadaan sakit keras dan sudah mendekati ajal."

Begitu mendengar laporan tersebut, Nabi mengajak para sahabat untuk menemui Abdullah. Sesampainya di sana Nabi mendekatinya dan duduk di samping kepalanya lalu bersabda, "Wahai Abdullah, ucapkanlah Syahadat!"

Demikian Nabi memerintahkannya hingga tiga kali, namun Abdullah tetap tidak mampu mengucapkan kalimat itu. Melihat kejanggalan yang ada padanya kemudian Nabi berkata pada Bilal, "Wahai Bilal, pergilah engkau pada istrinya, tanyakan padanya perbuatan apa yang telah ia lakukan selama hidup dan apakah pula pekerjaannya selama ini?"

Bilal datang pada istri Abdullah dan sang Istri menjawabnya, "Demi Allah dan Rasul-Nya, semenjak perkawinannya denganku, tidak sekalipun aku melihatnya meninggalkan sholat jamaah di belakang rasul, juga tidak pernah satu haripun meninggalkan sedekah, ia selalu bersedekah apapun yang ia punya. Terhadap keluarga ia sangat bertanggung jawab dan ia selalu mencari nafkah dengan cara yang halal, hanya saja dia masih mempunyai seorang ibu yang tidak ridho padanya."

Dari jawaban istri Abdullah, Nabi segera menemukan jawaban atas kejanggalan yang terjadi pada Abdullah di akhir hayatnya, selanjutnya beliau memerintahkan kembali kepada Bilal untuk memanggil ibu kandung Abdullah. Kepada sang Ibu Bilal berkata, "Wahai ibu, taatilah perintah Rasulullah bahwasanya anda harus mengampuni kesalahan serta meridhoi putra ibu (Abdullah bin Salam), karena saat ini dia sedang menghadapi Sakhratul Maut, dan ridhomu sangat diharapkan," pinta Bilal penuh harap.

"Tidak, aku tidak akan mengabulkannya, aku tidak akan menghalalkan perbuatan yang pernah ia lakukan padaku, hingga saat ini aku masih merasakan sakitnya," tanggapan sang Ibu.

Mendengar tanggapan sang Ibu yang tetap bertahan pada kekecewaannya terhadap anaknya, Bilal segera menyampaikannya pada Rasul. Dan selanjutnya Rasul pun menunjuk sahabat yang lain, yakni sahabat Umar bin Khotob dan sahabat Ali bin Tholib, mereka berdua diperintahkan untuk segera membawa sang Ibu kepada Rasul sebab keadaan Abdullah semakin kritis. Sesampainya disana kedua 
sahabat terus mendesak dan memberikan pengertian-pengertian agar mau menemui putranya atas undangan Rasulullah saw. hingga akhirnya sang Ibu mau menemui putranya walau dengan berat hati.

Kedatangan sang Ibu disambut dengan ramah oleh Rasullulah saw. sambil beliau menunjukkan ke arah anaknya yang tengah sekarat dan beliau bersabda, "Wahai ibu lihat dan perhatikanlah keadaan anakmu saat ini!!"

Melihat tubuh yang terkapar tak berdaya seakan-akan hanya tinggal hitungan detik saja usianya, nafasnya tersengal-sengal hendak beranjak meninggalkan jasad yang telah sekian tahurn menyelubunginya, sang Ibu merasakannya dan ikut sedih tapi ia tetap pada pendiriannya, "Wahai anakku, demi Allah aku tidak akan menghalalkarn hak-hakmu terhadapku, aku tidak akan meridhoimu baik di dunia maupun di akhirat."

Mendengar ucapan itu Rasulullah sangat sedih, beliau lalu berkata, "Wahai ibu yang dimuliakan Allah, aku memohon kepadamu halalkan perbuatannya yang terdahulu, ampunilah salahannya dan ridhoilah putramu agar kemudahan menyertainya."

"Ya Rasulullah, bagaimana aku bisa nenghalalkannya, sedangkan dia telah memukulku lalu mengusir aku dari rumahnya karena rasa berat terhadap istrinya, sungguh itu membuat aku sakit hati dan luka itu masih aku rasakan hingga saat ini, ia telah mendurhakai aku ya Rasull" jawab sang Ibu penuh kekecewaan.

Untuk terakhir kalinya Rasul mencoba memberi pengertian sampai-sampai beliau mempertaruhkan dirinya dalam masalah ini, "Wahai ibu kalau memang demikian hal adanya akulah sebagai penanggungjawab atas segala hak-hakmu apabila kamu menghalalkannya.

Akhimya dengan cara demikian hati ibu bisa ditaklukkan ia bersedia memaafkan segala dosa yang pernah dilakukan putranya semasa hidup. Rasulullah sangat lega mendengar pengakuan itu, lalu beliau mendekati Abdullah serta menuntutnya membaca kalimat syahadat untuk yang kedua kalinya. Dan akhimya atas Rahmat Allah jualah Abdullah diberi kemudahan untuk mengucapkan kedua kalimat itu dan setelah berhasil Abdullah menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya.

Pemakaman segera dilaksanakan, di akhir acara pemakaman Rasulullah bersabda di depan para sahabat dan seluruh yang hadir, "Wahai kaumku semua! Barangsiapa yang mempunyai ibu akan tetapi tidak bisa berbakti kepadanya maka orang tersebut niscaya akan keluar dari dunia tanpa mampu mengucapkan kalimat syahadat (Su'ul Khotimah). Naudzubillah mindzalik


No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.