وَالْمُسَمِّيْ لَهُ بِذٰلِكَ جَدُّهُ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ فِي سَابِعِ وِلَادَتِهِ لِمَوْتِ أَبِيْهِ قَبْلَهَا.
Dan pemberi nama kepada beliau dengan nama Muhammad itu adalah kakek beliau, yaitu Abdul Muththolib, di hari ke tujuh kelahiran beliau, karena ayah beliau telah wafat sebelum beliau lahir.
فَقِيْلَ لَهُ لِمَ سَمَّيْتُهُ مُحَمَّدًا وَلَيْسَ مِنْ أَسْمَاءِ آبَائِكَ وَلَا قَوْمِكَ.
Lalu ditanyakan kepada Abdul Muththolib: "Mengapa Anda memberinya nama Muhammad, padahal nama itu bukan termasuk nama-nama para bapak Anda dan bukan [pula] nama kaum Anda?"
فَقَالَ رَجَوْتُ أَنْ يُحْمَدَ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ. وَقَدْ حَقَّقَ اللهُ رَجَاءَهُ.
Lalu Abdul Muththolib menjawab: "Aku berharap semoga ia akan dipuji di langit dan di bumi". Dan sungguh Alloh telah merealisasikan harapan Abdul Muththolib itu.
وَقِيْلَ الْمُسَمِّيْ لَهُ بِذٰلِكَ أُمُّهُ. أَتَاهَا مَلَكٌ فَقَالَ لَهَا حَمَلْتِ بِسَيِّدِ الْبَشَرِ فَسَمِّيْهِ مُحَمَّدًا.
Dan dikatakan [oleh satu pendapat]: "Pemberi nama kepada beliau dengan nama Muhammad itu adalah ibundanya". Malaikat telah mendatangi ibunda beliau, lalu malaikat itu berkata kepada ibunda beliau: "Engkau telah mengandung seorang pemimpin manusia, maka berilah nama untuknya Muhammad!"
وَإِنَّمَا أَتٰى بِالصَّلَاةِ فِي أَوَّلِ كِتَابِهِ عَلٰى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَمَلًا بِالْحَدِيْثِ الْقُدْسِيِّ وَهُوَ قَوْلُهُ تَعَالٰى عَبْدِيْ لَمْ تَشْكُرْنِيْ إِذَا لَمْ تَشْكُرْ مَنْ أَجْرَيْتُ النِّعْمَةَ عَلٰى يَدَيْهِ.
Dan sesungguhnya pengarang [Syekh Salim bin Sumair] mendatangkan dengan bacaan sholawat di awal kitabnya, untuk Rosululloh SAW, hanyalah karena mengamalkan dengan hadis Qudsi, yaitu Firman Alloh Ta'ala: "Hai hambaku, engkau belum bersyukur kepadaku bila engkau belum berterima kasih kepada orang yang telah aku alirkan nikmat melalui sepasang tangannya".
وَلَا شَكَّ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَاسِطَةُ الْعُظْمٰى لَنَا فِيْ كُلِّ نِعْمَةٍ بَلْ هُوَ أَصْلُ الْإِيْجَادِ لِكُلِّ مَخْلُوْقٍ آدَمَ وَغَيْرِهِ.
Dan tidak diragukan lagi, bahwasanya Nabi SAW merupakan perantara terbesar bagi kita dalam setiap kenikmatan [yang dikaruniakan], bahkan beliau adalah asal perwujudan bagi setiap makhluk, yaitu Nabi Adam dan selainnya.
No comments:
Post a Comment
Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.