Wednesday, September 27, 2017

HUKUM KULIT HEWAN QURBAN SEBAGAI UPAH PENJAGAL

➊ Kitab Fathul Qorib halaman 63:
 
(وَلَا يَبِيْعُ) أَيْ يَحْرُمُ عَلَى الْمُضَحِّيْ بَيْعُ شَيْءٍ (مِنَ الْأُضْحِيَّةِ) أَيْ مِنْ لَحْمِهَا أَوْ شَعْرِهَا أَوْ جِلْدِهَا. وَيَحْرُمُ أَيْضًا جَعْلُهُ أُجْرَةً لِلْجَزَارِ وَلَوْ كَانَتِ الْأُضْحِيَّةُ تَطَوُّعًا. اهـ
Artinya:
(Dan tidak boleh menjual), maksudnya haram atas mudlohhi [orang yang berqurban] menjual sedikit saja (dari qurban) baik dagingnya, bulunya atau kulitnya. Dan haram juga menjadikannya sebagai ongkos/upah untuk penjagal, walaupun keadaan qurban itu adalah qurban yang sunat. Selesai

➋ Kitab Tausyeh 'ala Fathul Qorib halaman 271:

فَإِنْ أُعْطِيَ لِلْجَزَّارِ لَا عَلٰى سَبِيْلِ الْأُجْرَةِ بَلْ عَلٰى سَبِيْلِ الصَّدَقَةِ لَمْ يَحْرُمْ. اهـ
Artinya:
Maka jika bagian dari hewan qurban diberikan kepada tukang jagal tidak dengan jalan upah, tetapi dengan cara disedekahkan, maka pemberian yang demikian tidak haram. Selesai.

No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.