Thursday, September 28, 2017

HUKUM MENGAMALKAN HADIS DHO'IF

Syeh Nawawi Banten menuturkan di dalam kitabnya Tanqihul Qoul halaman 2 sebagai berikut:
وَهٰذَا الْكِتَابُ وَإِنْ كَانَ فِيْهِ حَدِيْثٌ ضَعِيْفٌ لَا يَنْبَغِيْ أَنْ يُهْمَلَ، لِأَنَّ الْحَدِيْثَ الضَّعِيْفَ يُعْمَلُ بِهِ فِيْ فَضَائِلِ الْأَعْمَالِ. كَمَا قَالَ ابْنُ حَجَرٍ فِيْ تَنْبِيْهِ الْأَخْيَارِ: وَالضَّعِيْفُ حُجَّةٌ فِي الْفَضَائِلِ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ كَمَا فِيْ شَرْحِ الْمُهَذَّبِ وَغَيْرِهِ.
Artinya:
Dan kitab [Lubabul Hadis] ini meskipun di dalamnya terdapat hadis dho'if, namun tidak selayaknya untuk ditelantarkan, karena sesungguhnya hadis dlo'if dapat dipergunakan dalam berbagai amal yang berkeutamaan [memiliki fadhilah]. Sebagaimana telah diktakan oleh Syeh Ibnu Hajar dalam kitab Tanbihul Achyar: "Dan hadis dlo'if merupakan hujjah (dalil) dalam berbagai amal yang berkeutamaan berdasarkan kesepakatan para ulama', sebagaimana disebutkan dalam syarah kitab Al-Muhadzdzab dan lainnya.

Imam Nawawi menuturkan dalam kitabnya Al-Adzkar halaman 10-11 sebagai berikut:

(فَصْلٌ) قَالَ الْعُلَمَاءُ مِنَ الْمُحَدِّثِيْنَ وَالْفُقَهَاءِ وَغَيْرِهِمْ: يَجُوْزُ وَيُسْتَحَبُّ الْعَمَلُ فِي الْفَضَائِلِ وَالتَّرْغِيْبِ وَالتَّرْهِيْبِ بِالْحَدِيْثِ الضَّعِيْفِ مَا لَمْ يَكُنْ مَوْضُوْعًا. وَأَمَّا الْأَحْكَامُ كَالْحَلَالِ وَالْحَرَامِ وَالْبَيْعِ وَالنِّكَاحِ وَالطَّلَاقِ وَغَيْرِ ذٰلِكَ فَلَا يُعْمَلُ فِيْهَا إِلَّا بِالْحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ أَوِ الْحَسَنِ، إِلَّا أَنْ يَكُوْنَ فِي احْتِيَاطٍ فِيْ شَيْءٍ مِنْ ذٰلِكَ، كَمَا إِذَا وَرَدَ حَدِيْثٌ ضَعِيْفٌ بِكَرَاهَةِ بَعْضِ الْبُيُوْعِ أَوِ الْأَنْكِحَةِ فَإِنَّ الْمُسْتَحَبَّ أَنْ يَتَنَزَّهَ عَنْهُ وَلٰكِنْ لَا يَجِبُ.
Artinya:
(Fasal) Ulama' hadis, ulama' fiqih dan ulama' lainnya mengatakan bahwa: "Diperbolehkan, bahkan disunatkan, mengamalkan hadis dho'if dalam berbagai keutamaan beramal, hal yang mengandung targhib (anjuran) dan hal yang mengandung tarhib (ancaman), selama hadis tersebut tidak berpredikat maudhu'. Adapun masalah-masalah hukum, seperti halal, haram, jual beli, nikah dan talaq serta lain-lainnya, maka tidak boleh diamalkan melainkan dengan hadis sahih atau hadis hasan, kecuali hadis yang menyangkut masalah bersikap hati-hati dalam suatu hal dari masalah-masalah tersebut. Sebagai contohnya ialah: Apabila ada suatu hadis dho'if yang menyebutkan makruh melakukan sebagian transaksi jual beli atau makruh melakukan sebagian nikah, maka hal tersebut disunnahkan untuk dihindari, tetapi tidak bersifat wajib.

No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.