Sunday, December 6, 2015

TERJEMAH KASYIFATUS SAJA Bag.22


فَهِيَ أَفْضَلُ مِنَ الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ الظَّاهِرَةِ حَتّٰى مِنَ الصَّلَاةِ
.
Maka semua hal itu merupakan ibadah paling utama dibandingkan berbagai ibadah fisik lahiriah, sekalipun dibandingkan dengan sholat.

فَقَدْ وَرَدَ تَفَكّرُ سَاعَةٍ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّيْنَ سَنَةً.
Karena sungguh telah datang [hadis]: "Berfikir sesaat itu lebih utama dibandingkan ibadah selama 60 tahun",

وَأَفْضَلُ الْجَمِيْعِ الْإِيْمَانُ .
Namun yang paling utama dari keseluruhan itu adalah berkeimanan.

﴿فَائِدَةٌ﴾ قَالَ جُمْهُوْرُ الْعُلَمَاءِ أَنَّ التَّفَكُّرَ عَلٰى خَمْسَةِ أَوْجُهٍ إِمَّا فِيِ آيَاتِ اللهِ وَيَلْزَمُهُ التَّوَجُّهُ إِلَيْهِ وَالْيَقِيْنُ بِهِ
(Faidah) Mayoritas ulama' berkata: "Sesungguhnya berfikir terdiri atas lima bentuk, adakalanya [berfikir] mengenai tanda-tanda [keagungan] Alloh, dan hal itu meniscayakan terhadap memusatkan hati hanya kepada Alloh dan meyakini kepada kuasa-Nya, dan yakin dengan-Nya.

أَوْ فِيْ نِعْمَةِ اللهِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الْمَحَبَّةُ
Atau [berfikir] mengenai nikmat Alloh, dan akan lahir darinya, rasa cinta [kepada Alloh].

أَوْ فِيْ وَعْدِ اللهِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الرَّغْبَةُ
Atau [berfikir] mengenai janji Alloh, dan akan lahir darinya, rasa suka [beribadah kepada Alloh].

أَوْ فِيْ وَعِيْدِ اللهِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الرَّهْبَةُ
Atau [berfikir] mengenai ancaman Alloh, dan akan lahir darinya, rasa gentar [terhadap ancaman Alloh].

أَوْ فِيْ تَقْصِيْرِ النَّفْسِ عَنِ الطَّاعةِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الْحَيَاءُ بِالْفَتْحِ وَالْمَدِّ وَهُوَ الْإِنْقِبَاضُ وَالْإِنْزِوَاءُ.
Atau [berfikir] tentang kecerobohan diri sendiri [yang jauh] dari ketaatan, dan akan lahir darinya, rasa malu. Kalimah al-Hayaa-u itu adalah dengan dibaca fathah dan dibaca panjang huruf ya'-nya, al-Hayaa' adalah rasa tertekan dan rasa terpojokkan."

قَالَ أحْمَدُ بْنُ عَطَاءِ اللهِ مِنْ عَلَامَاتِ مَوْتِ الْقَلْبِ عَدَمُ الْحُزْنِ عَلٰى مَا فَاتَكَ مِنَ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ النَّدَمِ عَلٰى مَا فَعَلْتَهُ مِنْ وُجُوْدِ الزَّلَّاتِ.
Syeh Ahmad bin 'Athoillah berkata:"Diantara tanda-tanda matinya hati adalah tidak merasa sedih atas perkara yang terpaut darimu, yaitu berbagai ketaatan, dan meninggalkan penyesalan atas perkara yang telah engkau kerjakan, yaitu terwujudnya berbagai kesalahan."

وَقَالَ أَيْضًا اَلْحُزْنُ عَلٰى فُقْدَانِ الطَّاعَاتِ فِي الْحَالِ مَعَ عَدَمِ النُّهُوْضِ أَيِ الْإِرْتِفَاعِ إِلَيْهَا فِي الْمُسْتَقْبَلِ مِنْ عَلَامَاتِ الْإِغْتِرَارِ.
Dan beliaupun berkata: "Bersedih atas ketiadaan berbagai ketaatan di saat itu juga, disertai dengan ketiadaan membangkitkan diri, yakni bersemangat tinggi, untuk [melakukan] berbagai ketaatan itu, di masa yang akan datang, adalah termasuk diantara tanda-tanda terperdaya [oleh syetan]."


No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.