Monday, December 7, 2015

TERJEMAH KASYIFATUS SAJA Bag.24


ثَامِنُهَا أَنْ يَحْرِصَ عَلٰى إِقَامَةِ فَرَائِضِهِ وَأَنْ يتَقَرَّبَ إِلَيْهِ بِنَوَافِلِهِ بِقَدْرِ طَاقَتِهِ
Makna yang kedelapan adalah seorang hamba harus berambisi untuk melaksanakan berbagai kefardhuan Alloh, dan ia melakukan pendekatan diri kepada Alloh dengan berbagai ibadah sunnah, sesuai kadar kemampuannya.

تَاسِعُهَا أَنْ يَسُرَّ أَيْ يَفْرَحَ بِمَا سَمِعَ مِنْ غَيْرِهِ مِنْ ثَنَاءٍ عَلَيْهِ أَوْ تَقَرُّبٍ إِلَيْهِ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً نَفْسًا وَمَالًا وَوَلَدًا. 
Makna yang kesembilan adalah ia merasa senang, yakni ia merasa gembira dengan sesuatu yang ia dengar dari orang lain, berupa pujian kepada Alloh, atau berupa pendekatan diri kepada Alloh, dan berjihad di jalan Alloh, secara diam-diam dan terang-terangan, dengan jiwa, harta dan anaknya.

عَاشِرُهَا إِنْ سَمِعَ مِنْ أَحَدٍ ذِكْرَ اللهِ أَعَانَهُ.
Makna yang kesepuluh adalah jika ia mendengar dari seseorang perihal upaya dzikir kepada Alloh, maka ia akan membantu orang itu.

﴿تَنْبِيْهٌ﴾ اَلصَّلَاةُ وَالزَّكَاةُ وَالْحَيَاةُ إِذَا لَمْ تُضَفْ تُكْتَبُ بِالوَاوِ عَلَى الْأَشْهَرِ إِتِّبَاعًا لِلْمُصْحَفِ.
Peringatan﴿ Lafadz as-Sholaatu, az-Zakaatu dan al-Hayaatu apabila tidak di-idhofah-kan, maka ditulis dengan huruf wawu, menurut pendapat yang paling masyhur, karena mengikuti terhadap mushhaf [Al-Qur’an].

وَمِنَ الْعُلَمَاءِ مَنْ يَكْتُبُهَا بِالْأَلَفِ.
Namun dianatara para ulama ada seorang ulama yang menuliskannya dengan huruf alif [bukan wawu].

أَمَّا إِذَا أُضِيْفَتْ فَلَا يَجُوْزُ كِتَابَتُهَا إِلَّا بِالْأَلِفِ سَوَاءٌ أَضِيْفَتْ إِلٰى ظَاهِرٍ أَوْ مُضْمَرٍ كَمَا قَالَهُ ابْنُ الْمَلْقَنِ.
Adapun apabila di-idhofah-kan, maka tidak diperbolehkan menuliskannya kecuali dengan huruf alif. Sama saja di-idhofah-kan kepada isim zhohir ataupun isim dhomir, sebagaimana Syekh Ibnu Malqon telah mengatakannya.

﴿وَ﴾ ثَالِثُهَا ﴿إِيْتَاءُ الزَّكَاةِ﴾ أَيْ إِعْطَائُهَا لِمَنْ وُجِدَ مِنَ الْمُسْتَحِقِّيْنَ فَوْرًا إِذَا تَمَكَّنَ مِنَ الْأَدَاءِ مَعَ وُجُوْبِ التَّعْمِيْمِ. وَهُمْ ثَمَانِيَةُ أَنْوَاعٍ.
Dan﴿ rukun Islam yang ketiga adalah menunaikan zakat﴿, yakni memberikan zakat kepada orang yang didapati dari para mustahiq [orang yang berhak menerima zakat] dengan segera, apabila telah berpeluang leluasa untuk menunaikan, serta wjibnya meratakan. Dan paramustahiq itu ada 8 [delapan] golongan.

اَلْأَوَّلُ فَقِيْرٌ وَحَدُّهُ هُوَ الَّذِيْ لَا مَالَ لَهُ أَصْلًا وَلَا كَسَبَ كذٰلِكَ حَلَالَيْنِ.
Yang pertama adalah orang faqir. Dan definisi [batasan] faqir adalah orang yang tidak memiliki harta sama sekali dan tidak punya usaha demikian pula [sama sekali], yang keduanya [harta dan usaha yang] halal.


No comments:

Post a Comment

Yuk kita saling berkomentar dengan baik dan sopan untuk menumbuhkan ukhuwah dan silaturahmi sesama sahabat blogger. Terima Kasih.